OKTANA.ID, Surabaya- Indonesia menjadi peringkat kedua sebagai negara penghasil food waste atau sampah makanan di dunia. Menyuarakan permasalahan ini, mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Zahirah Salma Nuha ciptakan motion comic untuk tingkatkan kesadaran mengenai bahaya masalah ini.
Zahirah menjelaskan, permasalahan seputar sampah makanan merupakan pembahasan yang tercantum pada UU Nomor 18 Tahun 2008 dan Sustainable Development Goals (SDGs). Lewat studi yang dilakukannya, anak-anak menjadi salah satu pelaku yang turut menyumbang persentase pada jumlah sampah makanan di Indonesia. “Pada kalangan ini (anak-anak, red), kebanyakan sampah makanan yang dihasilkan berupa nasi yang tidak habis,” tambahnya.
Tapak Sena merupakan judul karya yang dibuat oleh Zahirah dalam bentuk motion comic dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya sampah makanan dan cara pencegahannya. Dibimbing oleh dosen DKV ITS Rabendra Yudistira Alamin ST MDs, karya ini sekaligus menjadi Tugas Akhir (TA) yang turut mengantarkan Zahirah dalam menyelesaikan studi sarjananya di ITS.
Komik ini sendiri dirancang Zahirah untuk menanamkan kesadaran anak-anak agar lebih menghargai makanan serta menjaga lingkungan. Beberapa plot yang dimasukkan juga menyesuaikan kebiasaan-kebiasaan anak di umur 9 sampai 12 tahun yang menjadi target sasaran komik ini.
“Teknologi metaverse yang menjadi penghubung cerita digunakan karena anak-anak rentang umur ini yang sudah paham dengan teknologi terkini,” tutur mahasiswi yang akan diwisuda pada 18 Maret mendatang ini.
Dalam pembuatannya, Zahirah turut melakukan studi eksperimen dan wawancara kepada beberapa pihak yang telah lama menggeluti permasalahan ini. Di antaranya seperti organisasi Garda Pangan, psikolog anak, dan dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS IDAA Warmadewanthi ST MT PhD. “Hal ini dilakukan agar pembahasan yang dibawakan seputar sampah makanan dapat tepat menyasar ke target pembaca,” tegasnya.
Komik yang digarap selama tiga bulan ini juga mempertimbangkan aspek seni pada pembuatannya. Untuk itu, gaya penggambaran tokoh dan suasana menjadi salah satu pertimbangan utama yang dilakukan.
“Penentuan gambar juga dikonsultasikan kepada tokoh yang telah lama berkecimpung di dunia komik dan animasi untuk menambah perspektif dalam pembuatannya,” tutur mahasiswi kelahiran Kota Pahlawan ini.
Selain itu, Zahirah juga memperhatikan aspek pembawaan cerita dalam karyanya ini. Untuk itu, teknik dasar pembuatan story telling juga diterapkan untuk membangun intensi pembaca ketika menyaksikan komik ini.
“Penulisan alur juga diperhatikan penuh agar anak-anak tidak merasa bosan ketika membacanya,” ujar gadis yang punya saudara kembar di jurusan yang sama di ITS ini.
Mahasiswa yang telah sejak lama menggeluti seni tersebut berharap, pesan dalam komik yang dibuatnya ini dapat menjamah anak-anak di Indonesia dan menghasilkan manfaat positif bagi pembacanya. Selain itu, Zahirah juga mengungkapkan keinginannya untuk melanjutkan kisah Tapak Sena yang dibuatnya.
“Besar harapan Tapak Sena akan berlanjut dan memberikan edukasi lewat episode-episode selanjutnya,” tutupnya penuh harap.
Editor: Beatrix