OKTANA.ID – Setiap orang tua pasti memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya dirumah. Dengan ini, mereka juga mengharapkan sang anak agar kelak tumbuh menjadi pribadi yang baik atau sesuai dengan keinginan mereka. Namun, tanpa disadari oleh sebagian besar orang tua bahwa seringkali mereka terobsesi untuk menjadikan anaknya hanya seperti yang mereka inginkan tanpa memberikan kesempatan bagi sang anak untuk membuat pilihan. Alhasil, anak dituntut untuk selalu patuh dan memahami pemikiran orang tuanya dengan mengorbankan mimpi bahkan perasaannya sendiri. Tahu tidak? Sebenarnya ini adalah gambaran perilaku toxic parents yang mana akan berdampak buruk bagi kepribadian anak di masa depan. Agar lebih memahami tentang apa itu toxic parents, simak penjelasan berikut!
Seperti pendapat banyak orang, bahwa keluarga merupakan pendidikan utama bagi seorang anak. Rona Eka Kusuma et al (2018) pun memiliki pendapat yang sama, bahwa keluarga memiliki kendali penuh atas keberhasilan anak dalam mencapai perkembangan dan pertumbuhannya. Apabila anak mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari orang tuanya, maka ia akan memiliki kesehatan mental yang kurang baik dan dapat mengganggu perkembangannya bahkan dapat mencelakai anak secara fisik. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua memiliki pola asuh dan interaksi yang baik dengan anak agar saling menerima dan memahami keinginan masing-masing.
Dalam sebuah jurnal review yang berjudul Pengaruh Toxic Parenting Bagi Kesehatan Mental Anak yang disusun oleh Faradillla Kurnia E dan kawannya, dijelaskan bahwa pola asuh orang tua menjadi salah satu acuan untuk melihat seberapa baik kesehatan mental pada anak. Lebih lanjut, setiap tahunnya kasus mengenai kekerasan orang tua pada anak dan kasus trauma pada anak terus mengalami peningkatan di tanah air. Melihat fenomena ini dapat digambarkan bahwa kesadaran akan pola asuh yang positif pada para orang tua sangat rendah. Namun, tentunya untuk beberapa kasus masih dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti ekonomi.
Ciri-ciri Toxic Parents
Ayah dan bunda sebaiknya memahami dan sadar mengenai perilaku apa saja yang dapat menyakiti sang anak. Begitupun dengan sang anak, apabila kalian merasakan bahwa pernah atau sering mendapatkan perilaku orang tua dengan ciri-ciri berikut maka tidak ada salahnya untuk segera berkomunikasi secara kekeluargaan dan berkonsultasi dengan ahli psikologi agar mendapatkan dukungan psikologis serta saran yang mendukung. Berikut adalah ciri-ciri toxic parents yang umum terjadi pada keluarga;
Melansir laman idntimes.com, dijelaskan bahwa keluarga yang bersikap toxic dalam memberikan pola asuh atau toxic parenting memiliki karakteristik, seperti;
- Sering meremehkan anak, hal ini biasa dilakukan orang tua ketika anak mengalami sebuah kegagalan atau saat ingin mencapai keinginannya. Ketika anak gagal, apabila orang tua yang toxic akan meremehkan dan mencela baik dari karakter, pengetahuan, bahkan pencapaian. Ia merasa bahwa anaknya tidak memiliki kemampuan yang baik dalam segala hal sehingga ketika anak sedang berusaha menggapai mimpinya orang tua tidak akan memberikan dukungan kecuali dibawah keinginanya.
- Tidak pernah mengapresiasi pencapaian anak, seperti ketika sang anak mengalami kegagalan orang tua yang toxic juga cenderung sulit memberikan pujian atau apresiasi kepada anak karena ia tidak akan pernah puas meskipun pencapaian sang anak adalah buah dari keinginannya sendiri. Akibatnya, anak merasa kurang kasih sayang dan tidak dihargai.
- Sering membandingkan anak dengan orang lain, orang tua yang toxic cenderung merasa tidak puas dengan segala kelebihan anak dan sulit memahami/menerima kekurangan sang anak. Alhasil, mereka sangat mudah membandingkan anaknya sendiri dengan orang lain yang dianggap lebih baik.
- Suka mengontrol, orang tua yang toxic cenderung membuat peraturan dan memaksa keinginannya dipatuhi oleh sang anak tanpa berpikir bahwa sebenarnya anak juga memiliki keinginannya sendiri. Bahkan, tidak jarang orang tua yang toxic juga membentak anak agar mereka benar-benar mematuhi keinginannya.
- Ikut campur urusan pribadi anak, dengan ini seringkali anak merasa tidak memiliki privasi dalam hidupnya. Orang tua yang toxic selalu ingin mengetahui apapun urusan anaknya dengan alasan agar anak tidak melakukan keburukan. Padahal, meskipun ini terlihat remeh anak juga berhak memiliki ruang privasi.
Sedangkan pada sumber yang sebelumnya, digambarkan pula bagaimana karakteristik orang tua yang memiliki lingkungan sehat/pola asuh baik. Tentunya, akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan perilaku orang tua yang toxic. Karakteristik tersebut seperti memiliki komunikasi yang terbuka (orang tua menjadi pendengar yang baik untuk anak dan anak juga tidak segan mengungkapkan perasaannya), saling menghargai satu sama lain (dengan adanya komunikasi yang baik maka juga akan terjalin nilai-nilai positif kepada orang tua dan anak, intinya mereka akan saling memahami dan akan sangat menjaga perasaan satu sama lain), bahkan memiliki rasa percaya diri yang baik (anak akan memiliki rasa percaya diri yang baik karena ia dididik untuk mampu mengusahakan mimpinya, memiliki banyak dukungan positif dari kedua orang tua, dan selalu bersemangat menjalani kegiatannya).
Dampaknya bagi kepribadian anak
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perilaku toxic parents akan membawa dampak yang buruk bagi tumbuh kembang anak bahkan hingga ia dewasa. Beberapa dampak yang diakibatkan dari perilaku orang tua yang toxic antara lain; anak dapat memiliki kesehatan mental yang buruk (gelisah, stress bahkan depresi dan trauma), anak akan memendam rasa benci/sakit hati kepada orang tua, perilaku orang tua yang toxic juga dapat membuat anak meniru dan akan menumbuhkan karakter buruk di dalam dirinya (pemarah), anak akan merasa kurang percaya diri, minder, cemas yang berlebihan dan menjadi tertutup karena merasa bahwa apapun yang dilakukan akan salah di mata orang lain. Tanpa disadari, anak juga akan menjadi pribadi yang kurang mandiri karena terbiasa didekte/diatur oleh orang tuanya sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk menggali suatu potensi sesuai keinginannya.
Dari dampak yang ada, dapat disimpulkan bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh peran orang tua di dalam keluarga. Apabila anak mendapatkan pola asuh yang baik maka anak juga akan memiliki tumbuh kembang yang baik pula begitupun kepribadiannya. Sebaliknya, jika orang tua memperlakukan anak terlalu keras/toxic maka tanpa disadari ia telah mencetak generasi dengan kepribadian yang buruk.
Penulis: Lutfina
Editor: Srinan