OKTANA.ID– Kemajuan teknologi yang semakin tak terbendung membuat manusia semakin mudah untuk melakukan sesuatu. Semua hal dapat dikerjakan dengan bantuan mesin teknologi. Akan tetapi di balik kemajuan mesin teknologi tersebut membuat manusia semakin bergantung dengan keberadaan mesin teknologi canggih. Hal tersebut pernah ditulis seorang filsuf sosial Ivan Illich di esainya The Rebirth of Epimethean Man pada buku berjudul The Celebration of Awarness.
Pembahasan dalam esai “The Rebirth of Epimethean Man” adalah tentang pengaruh teknologi terhadap masyarakat modern, dan kritik terhadap cara manusia modern menggunakan teknologi.
Ivan Illich menekankan bahwa teknologi telah menjadi kekuatan dominan dalam kehidupan modern, dan masyarakat cenderung bergantung pada teknologi untuk memecahkan masalah dan mencapai kemajuan. Namun, menurut Illich, teknologi juga memiliki sisi gelap yang tidak banyak diperhatikan oleh masyarakat modern.
Illich mengkritik bahwa manusia modern terlalu terburu-buru dalam pengambilan keputusan, tidak lagi mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka, dan terlalu bergantung pada teknologi untuk memecahkan masalah. Illich juga menekankan bahwa teknologi cenderung menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti dehumanisasi, alienasi, dan ketergantungan.
Menurut Illich, masyarakat modern perlu kembali ke kesadaran terhadap realitas yang sesungguhnya dan mengakui batas-batas manusia sebagai makhluk sosial dan biologis. Masyarakat perlu melihat teknologi sebagai sarana untuk mencapai tujuan, bukan sebagai tujuan itu sendiri. Masyarakat modern harus menemukan kembali kekuatan berpikir dan refleksi dalam mencari solusi untuk masalah yang dihadapi, dan tidak hanya mengandalkan teknologi untuk memecahkan semua masalah.
Dalam esai ini, Illich menyebut manusia modern sebagai “Epimetheus yang terlahir kembali”, yang terlalu terburu-buru dalam tindakan dan kurang refleksi. Illich menekankan bahwa masyarakat modern perlu mengembalikan kesadaran mereka terhadap realitas yang sesungguhnya dan mencari keseimbangan antara tindakan dan refleksi, serta mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka.
Editor: Srinan