OKTANA.ID – Tidur, bagi banyak orang sering dianggap sebelah mata karena kerap disandingkan dengan kesan tidak produktif dan membuang waktu. Padahal, tidur merupakan fungsi esensial dari tubuh untuk melakukan penyegaran kembali. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap fungsi fisik dan mental kita. Tidur juga memberikan kemampuan tubuh untuk meningkatkan kekebalan imunnya, serta mengurangi risiko penyakit kronis.
Menurut hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), sebanyak satu dari tiga remaja berumur 10-17 tahun di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Jumlah itu setara dengan 15,5 juta remaja di dalam negeri.
Hubungan antara Tidur dan Kesehatan Mental
Menurut Dr. Erica Jansen, seorang nutritional epidemiology, tidur dan kesehatan mental berjalan beriringan. Tidur yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dasar kita, karena kurang tidur satu malam dapat secara dramatis mempengaruhi suasana hati keesokan harinya.
Paparan kronis terhadap kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan depresi, kecemasan, dan kondisi lainnya. Ada juga asosiasi dua arah, artinya mengalami kecemasan dan depresi juga sangat mempengaruhi kualitas tidur yang kemudian mempengaruhi kemampuan kita untuk mengatasi kecemasan dan depresi, dan begitu seterusnya.
Menurut data dari Zeep Health pada tahun 2021, masyarakat Indonesia memiliki jumlah tidur paling sedikit jika dibandingkan dengan beberapa negara di dunia dengan durasi tidur rata-rata 6 jam 36 menit, diikuti oleh Jepang dan Malaysia. Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa membutuhkan setidaknya tujuh sampai delapan jam tidur setiap malam, sedangkan anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak tidur malam – berkisar antara delapan hingga 10 jam. Kekurangan tidur bahkan telah ditemukan menjadi penyebab beberapa masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, dan gangguan kesehatan mental.
Untuk mencegah terjadinya insomnia, terdapat beberapa tips agar tidur menjadi lebih berkualitas:
- Tidur dan bangun dalam periode waktu yang teratur
- Makan makanan yang mengandung rendah karbohidrat sebelum tidur
- Mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat stimulan seperti teh, kopi, alkohol dan rokok.
- Berolahraga secara teratur
- Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur. Salah satu alasannya adalah cahaya biru yang dipancarkan perangkat elektronik dapat mempengaruhi sekresi melatonin, hormon yang membantu memberikan sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya untuk tidur. (Cha/Yu)