OKTANA.ID, KEDIRI– Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar membuka literasi dan inklusi keuangan bagi ASN, Rabu (13/9) di Auditorium Adipadma IIK Bhakti Wiyata. Literasi dan inklusi keuangan ini mengambil tema ‘Berinvestasi dengan Bijak untuk ASN Kota Kediri (Berdikari). Narasumber yang dihadirkan adalah Kepala BEI Perwakilan Jawa Timur Dewi Sriana, perwakilan Dirjen Surat Utang Negara Yusman A. Setyawan, Manager Pegadaian Kota Kediri Agus Budi, dan dari OJK Kediri Nur Hidayatul. Kegiatan ini diikuti perwakilan ASN dari setiap OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri.
“Saya senang Pemkot bisa berkolaborasi dengan OJK dan TPAKD menggelar acara yang bagus ini. Menurut saya acara seperti ini memang harus ada. Saya melihat banyak sekali orang yang punya uang tapi ketipu dalam hal investasi,” ujarnya.
Abdullah Abu Bakar mengatakan berdasarkan data dari katadata.co.id kerugian yang dialami masyarakat terkait investasi ilegal sejak tahun 2018 hingga 2022 mencapai Rp 126 triliun. Adapun penyebab maraknya investasi ilegal di Indonesia dari sisi pelaku adalah kemudahan membuat aplikasi, website, dan penawaran melalui media sosial. Serta banyak server di luar negeri yang dipakai untuk mengelabuhi. Sementara dari sisi korban atau masyarakat banyak yang tergiur bunga tinggi dan belum paham investasi.
“Saya juga mengapresiasi OJK telah melakukan banyak tindakan-tindakan terkait pinjaman online dan investasi bodong. Investasi bodong ini masuknya bisa dari mana saja dan menjanjikan hal yang manis yakni cuannya besar. Nah biasanya yang menjanjikan cuannya besar ini bohong,” jelasnya.
Wali Kota Kediri menambahkan pentingnya untuk memiliki pos investasi dalam alokasi gaji. Namun sebelum memutuskan jenis investasi yang akan dipilih sangat penting untuk mengetahui risk dan returnnya. Lalu ada dua jenis investasi yakni, investasi riil dan investasi finansial. Dimana investasi finansial akan dibahas dalam acara ini.
“Masalah investasi ini harus dipelajari dan ilmunya pun terus berkembang. Saya berharap literasi dan inklusi keuangan bisa mudah diakses serta OJK bisa terus memberi edukasi dan informasi terkait investasi. Jangan sampai kita biar tersesat di jalan yang salah,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto menuturkan kegiatan literasi dan inklusi keuangan ini merupakan salah satu program kerja TPAKD. Kegiatan ini sangat penting untuk memberikan edukasi dan informasi tentang investasi. Apalagi saat ini marak sekali investasi bodong dan pinjaman online ilegal di maayarakat. Bahkan kedua hal tersebut telah menimbulkan kerugian yang cukup besar kepada masyarakat.
“Kita pilih ASN sebagai sasarannya ini dengan pertimbangan bahwa ASN adalah kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan tetap. Dimana hal itu dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan kejahatan berkedok investasi. Makanya kita beri edukasi di sini,” ujarnya.
Editor: Srinan