OKTANA.ID, KEDIRI– Menjelang bulan suci ramadhan, Pemerintah Kota Kediri menggelar sidak bahan makanan ke sejumlah pasar, Jumat (17/3). Dalam hal ini, Pemerintah Kota Kediri menerjunkan tim gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Loka POM, dan Labkesda.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr Fauzan Adima mengatakan sidak difokuskan pada dua lokasi yakni Pasar Pahing dan Pasar Mrican. Hal ini dilakukan guna memberikan jaminan rasa aman ke masyarakat terkait bahan pangan yang laik konsumsi, terlebih menjelang bulan ramadhan. “Sebelum ramadhan, kita awali dengan sidak bahan baku di pasar karena kita ingin mengetahui apakah bahan bahan tersebut memenuhi syarat untuk diolah dan laik konsumsi. Apalagi bahan makanan tersebut biasa digunakan pelaku usaha untuk membuat makanan takjil,” jelasnya.
Dalam sidak, tim gabungan menyisir sejumlah pedagang dan mengambil 21 bahan makanan yang digunakan sebagai uji sampel. Diantaranya krupuk mentah, mie basah, teri nasi, cumi kering, cincau, cendol, tahu, dll. Dari hasil sidak ditemukan beberapa sampel bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti pewarna sintetis rhodamin B, formalin dan boraks.
“Ada beberapa komoditas yang positif mengandung barang berbahaya dan juga pewarna sintetis yang dilarang untuk makanan. Untuk krupuk yang berwarna merah cerah, hari ini kita temukan 1 sampel yang positif mengandung pewarna sintetik rhodamin B. Selanjutnya sampel ikan asin, cumi kering, teri nasi yang positif mengandung formalin serta cincau, krupuk puli dan mie basah yang positif mengandung boraks,” tuturnya.
Adanya temuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan koordinasi lintas sektor serta memberikan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat tentang bagaimana cara memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi. Rusdia Fatatik, Perwakilan Loka POM Kediri menuturkan, masyarakat harus teliti dan cermat dalam memilih bahan makanan yang akan diolah untuk dikonsumsi. Rusdia menjabarkan ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya diantaranya berwarna cerah dan tajam, tidak dihinggapi lalat, berwarna putih bersih dan cenderung kenyal untuk bahan yang mengandung boraks. “Kita akan menghimbau pedagang supaya tidak memperjual belikan barang atau bahan baku yang berbahaya dan memberi pengarahan untuk berhati-hati untuk memilih bahan baku yang diperjualbelikan. Untuk masyarakat juga harus pandai menjadi konsumen yang cerdas, jika melihat ciri-ciri yang disebutkan tadi mohon untuk dipilih,” jelasnya.
Sementara itu, M. Ridwan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mengatakan dalam sidak tersebut pihaknya memeriksa Panganan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dan menguji 4 sayuran yakni bawang merah, bawang putih, daun bawang dan cabai rawit. Hasil uji sampel menunjukkan, bawang putih dan daun bawang mengandung residu pestisida. Untuk itu, dalam kesempatan tersebut Ridwan menghimbau petani binaan dan masyarakat agar lebih mengoptimalkan pekarangan rumah dan menanam sayur mayur sendiri. “Setelah kita ketahui bahwa sayuran di pasar ternyata ada yang tidak sehat, maka kita himbau masyarakat untuk lebih mengoptimalkan pekarangan rumah. Menanam sayur mayur sendiri sehingga bisa mengendalikan tanaman dengan tidak menggunakan pestisida ataupun pupuk yang berlebihan. Kita juga himbau petani binaan kita untuk mengoptimalkan pekarangan dengan menanam sayuran yang bisa digunakan sehari-hari untuk memasak makanan,” tutupnya.
Editor: Srinan