OKTANA.ID, Kediri– Mendung tampak sayu di Desa Dawung, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Awan gelap malu-malu untuk menyapa Ruslan di gazebo rumahnya. Karena aktivitas Minggu (22/1/2023) lalu masih menyibukkan dirinya untuk mewujudkan mimpi Ruslan.
Matanya menatap dinding di seberang gazebo. Telunjuk kanan Ruslan menuding satu bagian tembok semen. Ia ingin mural 3D sebagai ikon Kampung Lukis Ruslan di desa tersebut.
“Targetnya spot baru selesai tiga bulan lagi,” tutur Ruslan sambil merokok.
Impian Ruslan sangat besar untuk membuat Kampung Lukis. Ia berniat mendedikasikan penuh jiwa raganya untuk seni Lukis. Sehingga di usianya yang tak lagi muda, Ruslan ingin mempunyai warisan generasi pelukis asli Kediri yang dapat bersaing ke kancah internasional. Apalagi dengan kekhasan lukisan realis suasana desa, Ruslan merasa tenang. Sawah, sungai, petani, cikar, sapi, gunung dan pepohonan selalu masuk dalam komposisi papan kanvas 120×200 cm.
Tak tanggung-tanggung, selama berkiprah selama 33 tahun mendalami dunia seni lukis, Ruslan pernah mendapatkan pesanan melukis dari beberapa tokoh di Indonesia.
Seperti Kepala Densus 88 Irjen Pol Martinus Hukom, mantan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sedangkan, salah satu tokoh politik yang pernah memesan karya Ruslan ialah Akbar Faizal, anggota DPR RI periode 2014-2019. Bahkan, ia juga pernah mendapatkan pesanan dari Malaysia. Karya realis dengan tema khas masyarakat desa, wajar membuat nama Ruslan melambung di kancah nasional. Harga lukisannya pun paling murah dibandrol sekitar Rp 27 juta hingga Rp 50 juta.
Di balik seluruh pencapaian tersebut, Ruslan dengan sadar memutuskan pendidikan hingga jenjang sekolah menengah pertama (SMP) pada 1985. Setelah itu, Ruslan mengadu nasib menjadi seorang kuli bangunan.
“Saya pernah empat tahun nguli batu, bangunan. Itu berat,” katanya.
Ruslan tak berputus asa begitu saja. Bapak 4 anak itu bertekad merantau ke Surabaya pada tahun 1990. Untuk apa? Ternyata, Ruslan ingin menjadi seorang murid dari Soechieb, seorang pelukis profesional asal Surabaya.
“Saya ingin melanjutkan bakat yang sudah saya rasakan sejak SD,” tutur pria berjenggot ini.
Dirinya mengaku benar-benar berniat untuk bertemu dengan Soechieb, pelukis yang tenar dengan tema perjuangan. Setelah bertemu, dirinya memilih untuk mengabdi kepada Sochieb,
“Nyantrik saya disana, makan disana, ya semua-muanya ndek sana,” terangnya sambil terkekeh.
Sekitar belasan tahun ikut Soechieb, Ruslan memilih untuk berkarier sendiri. Ia memulai kariernya dari aliran lukisan perjuangan menjadi tema lukisan kontemporer. Berbagai kompetisi pun tak lepas dari daftar perjalanan Ruslan. Dari kota ke kota, Ruslan memamerkan karyanya ke masyarakat Indonesia. Seperti Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta. Sejumlah perjalanan Ruslan itu sempat melabuhkan karyanya mendapatkan penghargaan Jakarta Art World di tahun 2008.
Kini, Ruslan sangat berkonsentrasi untuk membangun iklim seni lukis di Kabupaten Kediri. Dengan hadirnya, Kampung Lukis Ruslan, banyak mimpi agar lahir generasi pelukis selanjutnya.
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Ruslan membuat sanggar lukis yang difungsikan memberikan pelajaran melukis sejak dini. Mulai dari usia taman kanak-kanak (TK) hingga dewasa.
“Biar anak-anak untuk tempat mengekspresikan diri dan menunjukkan karya lukisnya,” pungkas Ruslan. (Ika/Yu)