OKTANA.ID – Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Khususnya bagi orang tua baru, seringkali mereka masih awam akan cara perawatan kesehatan pada anak. Untuk itu, edukasi mengenai hal ini sangat penting digalakkan serta bagi orang tua semestinya juga sudah mawas diri secara mandiri agar tidak terjadi kemalangan pada anak di kemudian hari. Baru-baru ini, isu kesehatan pada anak kembali ramai di media sosial yakni tentang penyakit pneunomia yang menyerang anak-anak balita. Penyakit ini sebenarnya sudah menjadi isu lama pada dunia kesehatan di seluruh dunia, namun tetap saja masih banyak orang yang belum mengetahuinya.
Melansir publikasi jurnal pengabdian masyarakat yang berjudul “Edukasi Kesehatan Pada Orang Tua Sebagai Upaya Pencegahan Pneunomia Pada Anak Balita di Kelurahan Balocci Baru”, dijelaskan bahwa pneunomia adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan yakni infeksi paru-paru akut pada anak-anak balita. Pada sumber lain juga disebutkan bahwa penyakit pernapasan ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, kerusakan pada paru-paru, atau adanya pengaruh tidak langsung lainnya. Bakteri yang dapat menyebabkan pneunomia adalah Streptococcus dan Mycoplasma Pneunomia, sedangkan virus yang menyebabkan pneunomia dinamakan dengan Adenoviruses, Rhinovirus, Influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus, dan Para Influenza Virus. Gejala umum dari penyakit pneunomia ini antara lain demam, batuk, kesulitan bernapas yang ditandai dengan tarikan napas cepat
Anak yang terkena penyakit ini akan mengalami kesulitan bernapas dan kesakitan karena di dalam paru-parunya terdapat nanah dan cairan yang sangat mengganggu. Parahnya, penyakit ini ternyata dikategorikan sebagai penyakit menular, yang mana bentuk penularannya dapat melalui udara dari penderita pneunemia saat sedang batuk atau bersin. Perlu diketahui, terjadinya pneunomia umumnya dapat dianalisa dari beberapa faktor, seperti kondisi fisik dari balita itu sendiri, perilaku orang tua terutama ibu yang notabene memiliki waktu banyak bersama dengan anak, atau dari kondisi lingkungan sekitarnya. Dapat menjadi catatan, bahwa kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang memenuhi standar kesehatan akan meningkatkan peluang terkena penyakit saluran pernapasan ini, seperti lingkungan yang penuh polusi, pencemaran udara, adanya radiasi bahan-bahan kimia, hingga asap rokok dari orang tua atau orang sekitarnya. Oleh karena itu, bagi orang tua yang memiliki balita haru ekstra hati-hati akan rentannya terkena penyakit ini.
Pneunomia menjadi momok yang menakutkan bagi anak-anak karena telah menyebabkan kematian tinggi di setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperlihatkan oleh UNICEF indonesia, pada tahun 2022 diketahui pneunomia telah menyumbangkan angka kematian di Indonesia dengan angka sebesar 14,5% pada bayi dan sebesar 5% pada balita. Sementara itu, melansir laman Kompas.com, organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa sebanyak 25.481 balita telah meninggal akibat penyakt pneunomia pada tahun 2017 dan yang lebih memprihatinkan, ternyata Indonesia telah menempati peringkat ke tujuh dengan angka pneunomia tertinggi di dunia.
Melihat tingginya penderita pneunomia ini, sudah sangat jelas bahwa butuhkan penanganan khusus agar dapat mencegah dan mengurangi angka balita yang terkena penyakit pernapasan akut ini khususnya bagi para orang tua. Selain itu, para pemangku kepentingan terkait juga telah melakukan tindakan pencegahan dari penyakit pneunomia ini dengan memberikan vaksinasi kepada para balita. Seperti yang telah dilaporkan oleh UNICEF Indonesia, pada akhir tahun lalu tepatnya pada 12 September 2022 Kementerian Kesehatan RI telah meresmikan imunisasi PCV atau Pneumokokus Konyugasi nasional di kawasan Puskesmas Talang Jambe, Kota Palembang. Diketahui pada sumber yang sama, pemberian imunisasi penyakit pneunomia ini telah digalakkan serentak di 5 provinsi, yakni Bali, Gorontalo, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
Imunisasi PVC ini telah terbukti dapat menurunkan tingkat kematian atau dapat mencegah terjangkitnya penyakit pneunomia pada anak yang sebelumnya juga telah dilakukan di berbagai negara karena telah teruji secara klinis (BPOM) dan direkomendasikan oleh WHO. Dalam pemberiannya, imunisasi pneunomia ini akan diberikan sebanyak 3 dosis yang mana akan dibagi berdasarkan usia balita tersebut. Para ibu sangat dianjurkan untuk memberikan imunisasi pada balitanya mulai dari usia 2 bulan (untuk dosis pertama), kemudian usia 3 bulan (dosis kedua), dan memasuki usia 12 bulan (dosis ketiga).
Berdasarkan pemaparan diatas, bagi Anda yang saat ini baru memasuki fase menjadi orang tua baru sebaiknya lebih meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan akan penyakit yang dapat mengganggu anak khususnya saat usia bayi dan balita. Tidak hanya itu, para ahli juga sangat menyarankan bagi para orang tua agar banyak mempelajari tentang pneunomia dan berbagai gangguan penyakit lain yang umumnya dapat dialami oleh anak di usia bayi dan balita agar apabila terdapat gangguan seperti ini dapat dicegah sedini mungkin.
Penulis: Lutfina
Editor: Srinan