OKTANA.ID– Setiap kehidupan sosial yang ada disetiap daerah pastinya memiliki adat dan norma-norma sosialnya yang berbeda, begitu pun tak jauh berbeda di sebuah negara. Entah mulai dari gaya bahasanya yang digunakan, adat kebudayaan setempat, ragam kuliner yang ada, cara mereka berpakaian dan masih banyak lagi.
Tak hanya pada saat mengunjungi setiap daerah yang ada di Indonesia, bagi orang-orang yang baru pertama kalinya pergi ke luar negeri pun tentunya juga akan mengalami hal yang sama. Dimana mereka akan dikejutkan akan suatu kebudayaan atau yang biasa dikenal dengan culture shock.
Culture shock atau gegar budaya merupakan sebuah tahapan adaptasi dari satu tempat ke tempat lainnya, yang mana mengalami perbedaan dari lingkungan sebelumnya. Maka dari itu, agar tidak mengalami hal tersebut, yuk kenali 8 culture shock berikut ini:
- Bahasa Komunikasi yang Digunakan
Komunikasi tentunya menjadi sebuah point penting dalam melakukan adaptasi dan bertahan hidup, terlebih ditempat yang menggunakan bahasa baru. Karena, untuk menjalin sebuah pergaulan dan mendapatkan seorang teman, tentunya harus sama-sama saling nyambung antar satu dengan lain komunikasinya. Jika sebelumnya pada saat di Indonesia kita terbiasa menggunakan bahasa daerah atau mungkin Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, maka pada saat kita berada ditempat orang, kita juga harus mampu menyesuaikan dengan bahasa komunikasi yang mereka gunakan sehari-hari.
- Ragam Kuliner
Salah satu perbedaan yang sudah biasa terjadi, seperti adalah ragam makanan dan minuman yang disajikan untuk dikonsumsi sehari-harinya. Perbedaan mengenai makanan dan minuman ini, tentunya menjadi sebuah perbedaan yang sangat mendasar. kuliner dan makanan maupun minuman pasti akan ada perbedaan yang mendasar. Namun perlu diketahui, bahwa tidak semua makanan yang disajikan di luar negeri tidak semuanya dapat kita konsumsi, terlebih bagi seorang muslim. Misalnya seperti kita hendak membeli minuman, harus mengecek terlebih dahulu ke halalannya, karena disana mengkonsumsi minuman beralkohol merupakan hal yang biasa dilakukan setiap harinya.
- Toilet yang Menggunakan Tisu, Bukan Air
Berbeda dengan orang Indonesia yang ketika selesai buang air kecil ataupun air besar, selalu membersihkannya menggunakan air, di toilet-toilet yang ada di luar negeri sendiri, kadang kala untuk membersihkannya justru menggunakan tisu. Walaupun sempat terdengar aneh dan menjadi sebuah culture shock bagi orang Indonesia yang baru pertama kalinya ke luar negeri, namun jika sudah terbiasa dilakukan tentunya juga akan menjadi sebuah kebiasaan. Meskipun terkadang, masih ada saja orang yang sudah lama stay di luar negeri, tetapi jika selesai buang air kecil ataupun besar tetap saja mencari air untuk membersihkannya.
- Transportasi
Sangat berbeda dengan orang-orang di Indonesia, yang kemana-mana selalu menggunakan motor ataupun mobil, tak peduli jaraknya dekat ataupun jauh, di luar negeri mayoritas masyarakatnya lebih memilih untuk berjalan kaki ketika hendak pergi kemana pun. Walaupun kendaraan juga ada banyak yang berlalu lalang, namun tentunya ini masih menjadi sebuah misteri bagi beberapa negara di luar negeri, yang masyarakatnya lebih suka kemana pun dengan berjalan kaki.
- Cara Berpakaian
Dengan kondisi iklim dan cuaca yang berbeda, tentunya juga turut mempengaruhi mengenai perbedaan gaya pakaian serta budaya pakaian yang ada disana. Bagi masyarakat Indonesia yang baru pertama kalinya berkunjung ke Negera-Negera di Eropa, pastinya akan terkejut dengan gaya berpakaian mereka yang kadang kala dirasa bar-bar, khususnya bagi para kaum wanita. Jangankan pergi ke Negera di Eropa, pada saat pergi ke Bali saja pastinya sering kali menemui turis-turis asing yang hanya menggunakan bikini atau pakaian terbuka pada saat ke pantai. Berbeda jauh dengan kebudayaan orang-orang timur, yang dalam berpakaiannya mereka selalu tertutup dan sopan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga, orang Indonesia mengenakan pakaian yang sama karena pesatnya globalisasi budaya barat yang masuk ke Indonesia.
- Tempat Ibadah
Ibadah merupakan sebuah kewajiban penting yang harus dilaksanakan oleh seorang umat beragama, terlebih lagi bagi seorang Muslim yang wajib menjalankan ibadah sholat wajib 5 kali sehari. Bila tinggal di Indonesia, tentunya masih mudah untuk menemukan masjid atau mushola di pinggir jalan untuk melaksanakan ibadah tersebut, bahkan ditempat-tempat umum lainnya, seperti mall, sekolah maupun tempat kerja pastinya juga telah menyediakan tempat sholat. Berbeda lagi ketika berada di luar negeri, yang mana tidak setiap tempat dapat menyediakan tempat ibadah untuk umat beragama lainnya. Karena mayoritas di luar negeri, terlebih di Negara-Negera Eropa mayoritas penduduknya beragama Kristen. Sehingga, perlu melakukan adaptasi dengan mencari tempat ibadah terdekat, misalnya bagi yang beragama Hindu ataupun Islam.
- Durasi Belajar di Kelas
Di Indonesia sendiri, normalnya saat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah antara 7 hingga 8 jam per harinya, sedangkan untuk perkuliahan biasanya antara 3 hingga 4 jam tergantung dari SKS yang diambi. Berbeda dengan di luar negeri, terlebih di Amerika yang kegiatan pembelajaran di kelasnya hanya berlangsung selama 1 hingga 2 jam saja per harinya. Dan pada saat kelas, biasanya proses pembelajaran tersebut juga direkam oleh orang yang bertugas dibidangnya dan akan dikirimkan kepada para murid, setelah mengikuti pembelajaran tersebut.
- Interaksi Informal Biasa dengan Usia Berbeda
Walaupun di luar negeri, seperti di Amerika ataupun Negara di Eropa pendidikannya terbilang maju, namun tak banyak yang tahu dan menjadi sebuah culture shock bahwa disana para remaja, orang dewasa maupun anak-anak sudah terbiasa menyebut nama satu sama lain hanya dengan nama depan mereka saja, tanpa adanya tambahan “Pak ataupun Mister”. Dan itupun tentunya tidak menjadi sebuah permasalahan juga.
Editor: Srinan