OKTANA.ID, KEDIRI– Angka kemiskinan ekstrem di Kota Kediri menjadi evaluasi Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Dari data Kemenko PMK ada 5.384 jiwa yang masuk kategori kemiskinan ekstrem. Sebagai upaya dalam menekan tingkat kemiskinan ekstrem di Kota Kediri, Pemkot Kediri melalui Dinas Sosial akan mengadakan Musyawarah Kelurahan (Muskel) sebagai suatu cara dalam memvalidasi data masyarakat miskin ekstrem di Kota Kediri. Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Paulus Luhur Budi, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri dalam kegiatan sosialisasi yang dihadiri Lurah dan Perangkat Kelurahan se-Kota Kediri di Aula Dinas Sosial Kota Kediri, Selasa (25/7).
Paulus menyebut tujuan diselenggarakannya sosialisasi ini ialah untuk memberikan arahan kepada kelurahan terkait dengan rencana penghapusan kemiskinan ekstrem di Kota Kediri. “Tadi kita sampaikan terkait data-data kemiskinan ekstrem, jadwal pelaksanaan Muskel yang akan dilaksanakan tanggal 31 Juli hingga 11 Agustus 2023. Sebelumnya akan diawali Pra Muskel tujuannya untuk mempersiapkan rencana muskel,” jelasnya.
Setelah data-data disampaikan kepada kelurahan, ia berharap agar pihak kelurahan beserta peserta Muskel yang melibatkan: RT, RW, LPMK, PKK, Karang Taruna, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat dapat memahami dan mencermati data kemiskinan ekstrem di Kota Kediri.
Terdapat kriteria umum penduduk miskin ekstrem, antara lain: mayoritas penduduk miskin ekstrem berpendidikan rendah (lulusan SD/tidak bersekolah), minim akses pada pekerjaan yang layak, banyak di antaranya adalah kelompok lansia tanpa/minim penghasilan, memiliki akses yang minim pada sanitasi, tidak memiliki akses pada air minum layak, tinggal di rumah tidak layak huni, serta mayoritas balita dari rumah tangga miskin ektrem belum mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap dan cenderung mengalami malnutrisi. Berdasarkan data yang dihimpun Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), saat ini di Kota Kediri terdapat 5.384 jiwa data kemiskinan ekstrem atau kategori sangat miskin. Nantinya, kata Paulus, akan mengarahkan kepada kelurahan agar membagi data tersebut berdasarkan nama dan alamat kemudian mengkajinya bersama dalam Muskel.
“Nanti akan kita bagi per kelurahan dan di kelurahan akan dibagi by name by address kemudian dikaji oleh RT, RW, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat tujuannya agar tidak jadi keputusan RT saja makanya kita libatkan semuanya,” ujarnya.
Setelah berhasil mendapatkan data yang valid, Pemkot Kediri akan mengatur strategi intervensi untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada tahun 2024 mendatang. Hal tersebut juga sejalan dengan target yang telah ditetapkan Presiden RI terkait penghapusan kemiskinan ekstrem. “Tindak lanjut dari Pemkot akan kita rapatkan di Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Tingkat Kota tentunya kita akan ada rencana action seperti apa,” terangnya.
Menurut Paulus, rencana aksi yang akan dicanangkan turut melibatkan berbagai OPD di Pemkot Kediri sesuai dengan problematika yang terjadi di lapangan. “Setelah kita tahu masalah di lapangan maka masing-masing OPD akan bergerak sesuai dengan tupoksi masing-masing,” kata Paulus.
Melalui kegiatan Muskel ini dirinya berharap agar angka kemiskinan ekstrem di Kota Kediri berhasil turun menjadi nol persen di tahun 2024.
Editor: Srinan