OKTANA.ID– Dengan ketinggian 2.930 MDPL, Gunung Merapi yang terletak di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali erupsi. Gunung Merapi merupakan gunung berapi berbentuk kerucut yang masih aktif, bahkan juga masih menunjukkan aktivitasnya sampai hari ini. Hal tersebut ditandai dengan kembali mengalami erupsi pada tahun 2019 lalu sampai dengan tanggal 11 Maret 2023 kemarin, bahkan juga sampai dengan hari ini yang masih terus mengeluarkan awan panas. Untuk saat ini, status Gunung Merapi ditetapkan sebagai Level III atau Siaga. Untuk lebih detail mengenai erupsi Gunung Merapi dalam pekan ini, simak 3 fakta berikut ini :
- Statusnya yang Level III (Siaga)
Sejak tanggal 5 November 2020, Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan status atau tingkatan aktivitas Gunung Merapi menjadi level III atau Siaga. Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif yang terhitung dari sejak tanggal 4 Januari 2021, yang mana ditandai dengan aktivitas vulkanisme berupa pertumbuhan kubah lava, adanya guguran, dan awan panas yang terus dikeluarkan.
Dari adanya aktivitas vulkanisme yang terus meningkat tersebut, kini Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Hal ini berdasarkan pengamatan dari foto melalui udara pada 13 Januari 2023 lalu, dimana volume kubah lava barat daya sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3. Pada Sabtu, 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB kemarin, terjadi adanya rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi berasal dari longsoran kubah lava barat daya dan tercatat adanya 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur antara 4 km ke arah barat daya, yakni di Kali Bebeng dan juga Krasak. Dampak dari guguran awan panas ni menyebabkan hujan abu, yakni pada beberapa tempat yang berada di sisi barat laut-utara Gunung Merapi.
- Hasil Pengamatan Visual Gunung Merapi.
Tingginya aktivitas erupsi Gunung Merapi hingga saat ini, dapat teramati adanya 19 kali guguran lava ke arah barat daya, yakni hulu Kali Bebeng, Kali Putih dan Kali Boyong dengan jarak luncur maksimal 1.200 m. Suara guguran terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang. Dengan adanya aktivitas vulkanik yang masih tinggi, yang mana dengan adanya gempa vulkanik dimana sebanyak 77 kejadian per hari. Dari situ dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, maka aktivitas vulkanik pada Gunung Merapi masih berada pada level III atau siaga. Adapun potensi bahaya yang disebabkan oleh erupsi merapi pada saat ini, yaitu berupa guguran lava dan awan panas sama seperti pada sebelumnya yang meliputi area Sungai Boyong sejauh 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan juga Bebeng sejauh 7 km. Selain itu, juga meliputi area Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km. Adapun untuk lontaran material vulkanik yang muncul, dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Di samping itu, hujan abu yang diakibatkan oleh erupsi Merapi juga mengguyur 5 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hal ini berdasarkan data terkini yang disampaikan oleh BPBD Jawa Tengah, diantaranya yaitu untuk wilayah Magelang tercatat sebanyak 11 kecamatan yang terdampak hujan abu. Untuk Wisata Lereng Merapi atau biasa dikenal dengan Bunker Kaliadem juga ditutup, sedangkan untuk 2 Bandara yang ada DIY tidak terdampak erupsi Merapi ini, yaitu Yogyakarta International Airport (YIA) dan Bandara Adisutjipto, tidak terdampak erupsi Merapi. Hal ini disampaikan oleh General Manager Yogyakarta International Airport (YIA), yakni Agus Pandu Purnama bahwa penerbangan masih berjalan normal.
Untuk kondisi terkini mengenai aktivitas Gunung Merapi, pada Minggu (12/3) kemarin masih terbilang tinggi. Hal tersebut ditandai dengan adanya 6 kali awan panas dimuntahkan sejak sabtu malam, yang mana telah memuntahkan 6 Kali Awan Panas dengan 7 Kali Lava Pijar. Menurut data BPPTKG, bahwa aktivitas Merapi itu tercatat sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, pada hari Minggu (12/3). Hasi dari pantauan menunjukkan bahwa guguran awan panas, mengarah kearah barat daya dengan jarak amplitudo 31-70 mm dan durasi 60,9-190 detik. Gunung Merapi juga masih memuntahkan lava pijar sebanyak 7 kali, dengan jarak luncurnya maksimum 1.700 meter ke arah barat daya.
Secara lebih detail yang terlihat dari kamera udara atau visual, bahwa terlihat asap kawah yang bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas sedang dengan tinggi antara 30-50 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.
- Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Ancaman Erupsi Merapi
Terkait dengan aktivitas erupsi Gunung Merapi saat ini, dihimbau kepada masyarakat sekitar yang atas arahan dari Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG, akan terus berupaya dalam melakukan mitigasi bahaya Erupsi Merapi, baik melalui pemantauan, identifikasi bahaya, penyebaran informasi terkini hingga sosialisasi aktivitas dari Gunung Merapi. Masyarakat juga diimbau untuk selalu mengikuti update aktivitas Gunung Merapi, melalui sumber erpercaya dan mengikuti arahan dari Badan Geologi, pemerintah daerah, dan juga BPBD setempat dengan sebagai berikut:
- Perlu adanya upaya–upaya gerak cepat dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini yang ditujukan kepada Pemerintah Sleman, Magelang, Boyolali dan juga Klaten.
- Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun, khususnya diwilayah yang memiliki potensi bahaya akan Erupsi Merapi.
- Masyarakat dihimbau untuk mengantisipasi, dampak dari adanya abu vulkanik dari erupsi Merapi serta waspada terhadap adanya bahaya lahar, terutama saat hujan turun yang berada dikawasan sekitar Gunung Merapi.
- Untuk mengecek update dan perkembangan mengenai aktivitas Gunung Merapi, masyarakat dapat mengakses informasi resmi melalui aplikasi Magma Indonesia, yakni melalui website bpptkg.esdm.go.id. Bisa juga melalui situs media sosial BPPTKG, dan Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat,
Penulis: Erika
Editor: Srinan