OKTANA.ID – Pada tanggal 21 Februari 2023 lalu, Lewis Capaldi menggelar konsernya di Frankfurt, Jerman. Para fans dan penonton tiba-tiba dikejutkan dengan tingkah aneh sang penyanyi di pertengahan lagu karena diduga gejala Tourette Syndrome yang dialaminya kambuh. Menyadari hal tersebut, para fans yang hadir pun ternyata memberikan reaksi yang luar biasa, yakni tetap tenang dan membantu penyanyi Someone You Loved tersebut untuk menyelesaikan lagu hingga akhir. Lewis juga turut membuktikan bahwa dirinya benar-benar seorang penyanyi yang profesional. Dengan ini, ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh fans yang telah hadir dan mendukungnya setelah beberapa hari pasca konser.
Ternyata, Tourette Syndrome tidak hanya dialami oleh Lewis Capaldi saja. Para pesohor dunia seperti David Beckham, Billie Eilish, hingga aktor terkenal asal Kanada Dan Aykroyd juga mengidap penyakit ini sejak usia muda. Lalu, apa sebenarnya Tourette Syndrome itu? Mengutip dari beberapa sumber, dijelaskan bahwa Tourette Syndrome adalah gangguan perilaku perkembangan saraf kejiwaan atau psychoneurogenobehavioral disorder. Jelasnya, gangguan ini membuat penderitanya melakukan tic (gerakan dan ucapan secara berulang dan tidak terkendali). Biasanya, para pengidap tidak akan menyadari gejala yang dialami ketika kambuh karena berlangsung begitu cepat.
Tahukah kamu? Tourette Syndrome juga dapat dikatakan sebagai penyakit turunan atau bersifat genetik yang mana dapat muncul pertama kali saat masa anak-anak. Umumnya, pertama kali muncul pada usia 4-12 tahun dan mayoritas penderitanya adalah laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Akan tetapi, Tourette Syndrome ini adalah penyakit yang dapat berlaku hingga seumur hidup. Meski begitu, tetap ada kasus penderita TS yang berkurang gejalanya saat akhir remaja yang diimbangi dengan serangkaian pengobatan.
Sementara itu, gejala dari Tourette Syndrome adalah tic atau perilaku melakukan gerakan dan ucapan secara berulang. Tic dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah;
Motor Tic
Adalah gerakan yang dilakukan secara berulang yang hanya melibatkan kelompok otot tertentu atau bahkan bisa melibatkan beberapa otot sekaligus. Beberapa tanda gerakan yang termasuk dalam motor tic antara lain mengedipkan mata, menggerakkan kepala, bahu, menggeretakkan gigi, meniru gerakan obyek sekitarnya, melangkah dengan pola tertentu, hingga melompat.
Vocal Tic
Seperti pada namanya, tic jenis ini ditandai dengan membuat ucapan secara berulang, contohnya seperti batuk yang disengaja, berdeham, menirukan suara binatang, mengulang perkataan sendiri/orang lain, hingga membicarakan sesuatu yang bersifat vulgar.
Lebih lanjut, apabila gejala tic dirasa masih ringan maka sebenarnya tidak memerlukan pengobatan secara ekstra, akan tetapi jika gejala tic sudah dirasa menganggu kegiatan sehari-hari bahkan membahayakan diri sendiri dan orang lain sebaiknya segera lakukan metode pengobatan untuk dapat mengangani gangguan ini. Metode pengobatan yang umumnya dapat dilakukan adalah sebagai berikut;
- Psikoterapi
Tidak semua metode psikoterapi dapat diterapkan untuk pengobatan penderita Tourette Syndrome, melainkan hanya psikoterapi dengan jenis terapi perilaku kognitif. Terapi ini nantinya akan dapat melatih kesadaran penderita terhadap lingkungan sekitarnya dan membantu mengontrol gerakan.
- Konsumsi obat berdasarkan resep dari dokter
Obat-obatan yang dapat dikonsumsi oleh penderita TS biasanya ditujukan untuk meredakan gejala tic yang dimilikinya. Obat-obatan tersebut antara lain obat antipsikotik, antidepresan, hingga obat antikonvulsan.
- Penanaman Implan Elektroda
Penanaman implan elektroda atau yang bisa disebut dengan DBS (deep brain stimulation). Metode ini hanya disarankan bagi penderita Tourette Syndrome dengan gejala yang sudah parah karena implan elektroda sendiri akan dipasangkan pada otak pasien untuk merangsang reaksi otak. Metode ini dapat menimbulkan efek samping yang sangat serius, seperti pendarahan, gangguan berbicara, bahkan mati rasa sehingga sebelum memutuskan untuk menjalaninya benar-benar diperlukan pengambilan keputusan yang amat matang dan tentunya dengan konsultasi dokter.
Penulis: Lutfina
Editor: Srinan