OKTANA.ID, MALANG– Adu gagasan dari bakal calon presiden (bcapres) masih terus digaungkan beberapa instansi. Baik dari komunitas, media, hingga universitas yang berusaha mengundang bacpres untuk menyampaikan gagasannya apabila terpilih menjadi presiden selanjutnya. Tapi tak banyak yang menyampaikan tentang isu kesehatan mental.
Menurut, Sukma Kumala, psikolog dari Universitas Brawijaya (UB), telah mengevaluasi gagasan yang diajukan oleh Ganjar Pranowo mengenai kesehatan mental dan menyatakan bahwa gagasan tersebut sudah tepat.
Sukma juga mengamati bahwa hingga saat ini, hanya Ganjar yang menunjukkan komitmen dan perhatian pada isu kesehatan mental.
Sukma berpendapat bahwa pemimpin masa kini seharusnya memahami dan peduli terhadap isu-isu yang menjadi kekhawatiran remaja saat ini. Dalam konteks ini, Sukma mengungkapkan bahwa Ganjar tampak lebih siap dalam penanganan dan pencegahan masalah kesehatan mental.
“Intinya adalah Pak Ganjar memiliki perhatian terhadap kesehatan mental. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai seorang pemimpin, dia perlu memiliki perhatian yang holistik terhadap berbagai masalah yang ada di Indonesia, termasuk sensitivitasnya terhadap masalah kurangnya perhatian dan penanganan terhadap kesehatan mental remaja,” kata Sukma pada Rabu (4/10/2023).
Menurut Sukma, hasil survei terbaru yang dirilis oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) telah mengungkapkan prevalensi masalah kesehatan mental remaja di Indonesia, seperti depresi, kecemasan, stres pasca trauma, masalah perilaku, dan kesulitan berkonsentrasi. Sukma juga mencatat bahwa dari hasil survei tersebut, hanya 2,6 persen remaja Indonesia yang pernah mencari bantuan dari profesional dalam penanganan masalah kesehatan mental.
“Data survei tahun 2022 menunjukkan bahwa 15,5 juta remaja atau 34,9 persen mengalami masalah mental, sementara 2,45 juta remaja atau 5,5 persen mengalami gangguan mental,” jelas Sukma.
Sukma juga menggarisbawahi pentingnya memberikan edukasi langsung kepada remaja dan keluarga mereka tentang pentingnya mencari bantuan profesional untuk menangani masalah kesehatan mental. Dia mencatat bahwa saat ini masih kurangnya kesadaran tentang kesehatan mental dalam masyarakat, yang seringkali disebabkan oleh stigma terhadap masalah ini.
Terkait gagasan yang diajukan oleh Ganjar, Sukma menyarankan agar jika terpilih sebagai presiden, Ganjar perlu memperhatikan pengadaan fasilitas kesehatan mental yang memadai. Ini dapat berdasarkan pemahaman yang baik tentang masalah kesehatan mental, analisis kebutuhan, serta kesiapan setiap daerah untuk menyediakan fasilitas tersebut. Selanjutnya, perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada para profesional yang akan menangani masalah kesehatan mental ini.
“Harapannya, remaja dapat berperan sebagai agen perubahan di masa depan. Mereka dapat membawa atau membujuk teman-teman sebaya mereka untuk menuju ke arah yang lebih baik, serta berperan sebagai kontrol terhadap diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya,” ungkap Sukma.
Sukma juga mengemukakan bahwa rencana pembangunan pos-pos layanan konseling yang massif di berbagai lokasi perlu dikoordiasikan dengan berbagai elemen, termasuk pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, organisasi praktisi kesehatan mental, organisasi non-pemerintahan, fasilitas kesehatan, lembaga pembiayaan kesehatan, komite etik, dan masyarakat.
“Harapannya, pos-pos layanan konseling ini tidak hanya beroperasi untuk sementara waktu saja, tetapi dapat berjalan berkelanjutan dengan efektif, terutama dalam upaya menjadikannya lebih terjangkau bagi semua lapisan masyarakat yang memerlukan bantuan profesional,” tambahnya.
Sebagai informasi, saat memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa baru di Unpas Bandung pada Selasa (3/10/2023), bakal calon presiden 2024, Ganjar Pranowo, mengangkat isu kesehatan mental yang saat ini banyak dialami oleh anak muda. Ganjar menyatakan bahwa negara perlu turut campur dalam mengatasi isu kesehatan mental di kalangan anak muda, termasuk dengan meningkatkan layanan fasilitas kesehatan khusus untuk menangani masalah ini.
Editor: Setyo