OKTANA.ID, Jakarta- Polemik adanya wacana sistem pemilu dengan proporsional tertutup terus menghangat. Setelah tujuh partai menyatakan sikap menolak, kini ganti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) unjuk suara.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto membeberkan beberapa alasan mengapa partai berlogo banteng itu menginginkan sistem pemilu dengan proporsional tertutup. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi titik beratnya. Salah satunya, Hasto menjelaskan bahwa sistem pemilu proporsional tertutup memungkinkan bagi partai politik untuk mengirimkan seseorang yang mempunyai kompetensi untuk duduk di kursi legislatif.
“Dan yang penting kami bisa memborong kaum akademisi dari perguruan tinggi, tokoh-tokoh agama misalnya, tokoh purnawirawan, itu dengan mekanisme proporsional tertutup lebih memungkinkan bagi mereka untuk didorong terpilih. Karena basednya adalah kompetensi,” kata Hasto.
Adanya beberapa fenomena banyaknya petugas tempat pemungutan suara (TPS) yang meninggal dunia juga menjadi pertimbangan PDIP. Begitu juga dengan potensi adanya manipulasi suara pada sistem proporsional terbuka. Menurutnya, sistem proporsional tertutup dapat menjadi solusi untuk melakukan penghematan anggaran penyelenggaraan Pemilu.
“Penghematan sistem menjadi lebih sederhana, dan kemudian kemungkinan terjadi manipulasi menjadi kurang, dan dulu kan begitu banyak penyelenggara pemilu yang karena terlalu capek akibat pemilu yang begitu kompleks, itu nanti bisa dicegah,” terang Hasto.
Hasto menjelaskan bahwa dasar dari sistem pemilu dengan proporsional terbuka ialah popularitas calon legislatif.
“Jadi proporsional tertutup basednya adalah pemahaman terhadap fungsi-fungsi dewan, sementara kalau terbuka adalah popularitas,” tutup Hasto.