OKTANA.ID, JAKARTA– Masuknya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Koalisi Perubahan yang digawangi Partai Nasdem membuat gelombang politik nasional. Terlebih mendekati pendaftaran Calon presiden (Capres) 2024 mendatang. Ketum PKB Muhaimin Iskandar akhirnya memutuskan untuk menjadi Cawapres yang bergandengan dengan Anies Baswedan yang diusung Partai Nasdem. Pilihan ini dimungkin untuk menggaet suara warga Nahdlatul Ulama (NU).
Melihat dinamika ini, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, mengakui ada kekuatan besar dari NU yang harus diperhitungkan. Dalam profil demografi pemilih Indonesia, Hanta Yuda menyebut ada triple majority atau tiga kekuatan yang tidak bisa dihindari oleh siapapun yang akan bertarung. Pertama, kekuatan Islam dari sisi agama. Kedua dari sisi suku Jawa, dan terakhir ialah Nahdlatul Ulama (NU).
“Jadi muslim, Jawa, dan ormas NU. Dan biasanya pemenang Pilpres mayoritas dipilih dari tiga pemilih ini,” ungkap Hanta Yuda.
Menurutnya, para pemilih di Indonesia merupakan 50 persen mengaku warga NU. Tapi, warga NU tidak hanya ada di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mereka tersebar diberbagai partai politik. Sehingga, sebarannya luas sekali. Ada juga yang perlu diperhitungkan, Hanta Yuda menyebut perilaku pemilih sangat beragam.
“Pemilih rasional, pemilih sosiologis, dan pemilih psikologis ini perlu dilihat,” kata Hanta Yuda.
Pemilih rasional biasanya akan melihat rekam jejak calon yang akan dipilih. Sedangkan, pemilih sosiologis bisa dilihat dari mungkin kesamaan karena suku, ormas, dan agama. Sedangkan, pemilih psikologis mungkin akan melihat lebih detail kesamaan dengan sosok yang akan dipilih.
Akan tetapi, Hanta Yuda tak memungkiri ada banyak tokoh NU yang bisa menjadi pilihan. Seperti, Mahfud MD, Yenny Wahid, Khofifah Indar Parawansa, KH Aqil Siradj, bahkan Gus Yahya. Menurutnya, kelima orang ini mempunyai pengikut sendiri.
“NU strategis dari jumlahnya, tapi dia tidak tunggal. Tidak bisa digiring kemana-mana,” imbuhnya.
Hanta Yuda menegaskan bahwa pemilih akan tetap memilih merupakan figurnya. Warga NU juga akan memilih elektabilitas yang secara rasional untuk dipilih.
Editor: Setyo