OKTANA.ID– Tak harus memiliki lahan tempat tinggal yang luas, yang mana bisa dijadikan sebagai pekarangan untuk berkebun bagi sekelompok masyarakat yang memiliki hobi dalam budidaya tanaman atau bahkan hanya sekedar ingin mencoba berkebun, kini khususnya terdapat sebuah solusi bagi masyarakat yang memiliki lahan tempat tinggal minimalis atau masyarakat yang tinggal diperkotaan karena minimnya lahan, yakni dengan melalui Urban Farming.
Semenjak pandemi Covid 19 pada Tahun 2020 lalu, berbagai macam cara maupun kegiatan untuk dilakukan setiap orang dari rumah, untuk memutus penyebaran virus corona. Salah satu kegiatan yang kala itu menjadi trend adalah dengan mencoba berkebun dari rumah, mencoba melawan segala keterbatasan yang ada. Nah, sebelum membahas lebih jauh mengenai Urban Farming itu sendiri, mari simak 3 fakta unik dari Urban Farming yang membuatmu akan jauh lebih produktif.
- Mengenal Apa itu Urban Farming?
Urban Farming merupakan sebuah istilah dalam konsep perkebunan yang mana dengan menggunakan media seadanya, karena keterbatasan lahan yang ada. Biasanya, didalam berkebun yang menggunakan urban farming ini, bisa menggunakan media air seperti halnya dengan hidroponik maupun menggunakan tanah seperti biasanya. Dan yang menjadi unik dari urban farming ini adalah bagaimana cara kita mengolah keterbatasan lahan yang ada, serta bisa ditanami aneka jenis sayuran untuk diolah sehari-hari bahkan juga bisa dijual. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari menerapkan Urban Farming.
Kelebihan dari konsep Urban Farming:
- Bisa dibudidayakan pada lahan yang sempit, seperti rooftop atau samping rumah.
- Perawatan yang lebih mudah dan kebersihan tanaman lebih terjaga.
- Minim resiko terhadap kekeringan air.
- Hasil produk yang lebih tinggi jika dikelola dengan baik.
- Untuk beberapa jenis tanaman akan memiliki harga jual yang lebih tinggi, karena lebih telaten dalam pengelolaannya.
Kekurangan dari konsep Urban Farming:
- Memerlukan adanya skill dalam berkebun, khususnya ketelitian yang tinggi.
- Membutuhkan biaya yang relative banyak, karena alat-alat yang digunakan dalam konsep urban farming sedikit agak berbeda daripada konsep berkebun pada umumnya, seperti air dan pupuk.
- Sulitnya dalam memperoleh peralatan yang digunakan selama proses berkebun ala urban farming, karena memerlukan beberapa peralatan atau media khusus.
- Jenis Tanaman yang Cocok untuk Urban Farming
Selain skills tinggi yang dibutuhkan dalam konsep berkebun menggunakan sistem Urban Farming, jenis tanaman yang hendak ditanam pun juga harus diperhatikan. Karena, tidak semua tanaman bisa tumbuh disegala keterbatasan yang ada. Berikut adalah jenis tanaman yang cocok untuk sistem Urban Farming:
Selada Air
Tanaman ini sangatlah begitu dikenal dengan proses penanamannya yang begitu efisien. Dimana selada air bisa ditanam dengan menggunakan media air, yang telah disalurkan pada pipa-pipa. Untuk proses budidaya selada air ini tentunya membutuhkan skills dan ketelitian yang tinggi, agar bisa mendapatkan hasil budidaya yang maksimal dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk dipanennya, yakni cukup sekitar 2 bulan saja.
Cabai
Cabai menjadi tanaman yang sangat umum ditanam, baik secara individual maupun kegiatan pertanian dilahan yang luas. Yang mana dalam proses budidaya cabai ini, bisa dilakukan dengan membeli benihnya terlebih dahulu di toko pertanian atau bahkan langsung dari biji cabai itu sendiri yang sudah kering. Untuk budidaya cabai ini dapat dilakukan seperti penanaman biasa, bisa langsung menaburkan biji pada tanah atau menggunakan media polybag.
Kangkung
Selain selada air, sayuran kangkung juga dapat ditanam melalui konsep Urban Farming. Untuk budidaya kangkung sendiri bisa melalu penyemaian biji atau bahkan langsung dari batang kangkung yang masih terdapa adanya akar tersebut. Cara budidaya kangkung sendiri juga terbilang mudah, hanya diperlukan adanya ketelitian sama halnya dengan tanaman lainnya.
Tomat
Tidak hanya masuk kedalam jenis sayuran, tomat sendiri juga dapat dikatakan sebagai buah yang mana dapat dijus untuk dikonsumsi sehari-hari, karena mengandung banyak sekali vitamin C di dalamnya. Untuk budidaya tomat melalui konsep Urban Farming, dapat dilakukan dengan menggunakan media polybag atau bahkan pagar rumah, karena untuk tomat sendiri masuk kedalam jenis tanaman yang merambat. Tomat dapat dipanen dalam kurun waktu antara 2,5 hingga 3 bulan.
Kemangi
Selain begitu terkenal di dunia penyetan atau lalapan, kemangi juga dapat diolah bareng masakan lain yang tentunya akan menambah cita rasa dari masakan tersebut. Maka tak heran, banyak sekali orang yang ingin melakukan budidaya kemangi ini. Untuk daun kemangi sendiri, dapat dengan mudah ditanam mana pun melalui penyemaian biji atau melalui batangnya seperti dengan kangkung. Daun kemangi dapat dipanen hanya dengan memerlukan waktu 1 bulan saja.
Bawang
Tak hanya kemangi, daun bawang juga menjadi tanaman yang dapat menambah cita rasa suatu masakan. Untuk budidaya daun bawang sendiri, sangat terbilang mudah sehingga sangat cocok untuk konsep urban farming. Dalam proses perawatannya pun, daun bawang juga tidak membutuhkan banyak air, akan tetapi tidak boleh sampai kekurangan air. Daun bawang dapat dipanen kurang lebih selama 1 bulan.
- Jenis-jenis Sistem Urban Farming
Selain memilih jenis tanaman yang hendak dibudidayakan dengan konsep Urban Farming, ada beberapa sistem atau metode yang harus ditentukan untuk menyesuaikan dengan jenis tanaman yang hendak ditanam, agar memperoleh hasil yang maksimal. Berikut adalah metode dalam berkebun ala urban farming yang dapat dilakukan:
Aeroponic System
Sistem aeroponic merupakan sistem hidroponik yang paling tercepat, serta juga memberikan hasil yang maksimal karena cukup menyemprotkan larutan nutrisi secara langsung pada akar tanaman..
Nutrient Film Technique(NFT)
Sistem NFT ini adalah dengan secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang dilarutkan dalam air pada tanaman.
Water Culture System
Walter Culture merupakan cara yang sederhana yaitu dengan menggunakan sebuah wadah yang digunakan sebagai untuk mengapungkan nutrisi dan tanaman secara langsung.
Penulis: Erika
Editor: Srinan