OKTANA.ID, Kediri– Ujung timur Kabupaten Kediri ternyata menyimpan mutiara yang tak disangka-sangka. Lautan kebun durian di Kabupaten Kediri ini pasti memikat para penggila durian. Tepatnya di Dusun Slumbung, Desa Mlancu ini sudah tidak asing lagi bagi warga Jawa Timur, khususnya Kabupaten Kediri.
Pada bulan Januari hingga Februari merupakan bulan yang selalu didambakan. Karena, ribuan durian bisa dipanen setiap harinya. Bahkan, dalam sehari durian di Dusun Slumbung, Desa Mlancu ini bisa mencapai 5.000 buah.
Durian Slumbung, begitulah para wisatawan menyebutnya. Dusun Slumbung ini diapit oleh dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Jombang. Bagaimana sensasi durian yang berada di lereng Gunung Anjasmoro ini?
Kebun durian milik Mulyono ini bahkan menjadi langganan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat musim durian tiba. Karena, durian Slumbung ini memiliki tekstur daging buah yang punel dan kesat. Mungkin, para wisatawan yang datang ke Griya Dahar Durian Slumbung milik Mulyono akan merasakan sensasi seperti makan permen karet yang kesat.
Durian Slumbung sangat berbeda dengan durian di Ngantang, Kabupaten Malang. Bedanya, durian Ngantang punya kecenderungan lebih benyek karena tanah daerahnya mempunyai kadar air lebih tinggi. Sehingga, berpengaruh pada hasil panen duriannya..
“Ada faktor cuaca dan tanah yang membuat duriannya berbeda dengan wilayah lain,” ungkap Mulyono.
Menurutnya, kondisi tanah di lereng Gunung Anjasmoro merupakan tanah lempung. Tak hanya itu, kebun durian di Dusun Slumbung juga memiliki ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Sehingga, mendapatkan panas matahari dan hujan yang cukup.
“Ketinggiannya pas, jadi tetap kena sinar matahari dan dingin yang dingin juga,” imbuh pria yang menjadi Kepala Dusun Slumbung ini.
Durian Imut Slumbung yang Genit
Tak hanya bau wangi durian yang menyengat, namun cita rasanya sudah dipastikan manis. Kalau biasanya para pembeli cenderung mencari durian yang besar, berbeda dengan durian Slumbung. Durian lokal Slumbung punya ukuran yang relatif lebih kecil. Namun, rasanya jangan ditanyakan lagi. Mulyono mengaku sering banyak orang salah sangka dengan durian kecil-kecil yang ada di tempatnya. Namun, setelah dibelah, kebanyakan orang akhirnya melirik durian kecil-kecil imut tapi bisa membuat pengunjung ingin membelah durian kecil itu terus. Sebab, durian imut itu sangat legit dan manis. Bahkan, dagingnya pun cukup tebal.
“Malah kalau yang tahu dan sering kesini, pasti nyari yang kecil-kecil ini, karena khas Slumbung asli ini,” imbuhnya.
Harga Terjangkau untuk Pecinta Durian
Makan durian di Slumbung tak perlu khawatir menghabiskan banyak uang. Harga durian di tempat Mulyono sangat murah. Bahkan, harga durian mulai dari Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu saja. Tergantung pada ukuran durian. Bahkan, jika dibuka di rumahnya, Mulyono akan memberikan garansi, yakni jika manis dan legit maka akan langsung diganti.
“Saya jamin pasti manis dan legit,” terangnya.
Tak hanya itu, setahun ini Mulyono juga mengembangkan bibit durian ini. Ia juga sudah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Pertanian tentang varietas Durian Slumbung ini. Mulyono mendapatkan tanda daftar varietas ini pada 16 April 2018 dengan nomor pendaftar 573/PVL/2018.
Mengapa dinamakan varietas Durian Slumbung?
Mendapatkan pertanyaan ini, Mulyono mengaku jika sebenarnya nama varietas ini sempat ditolak oleh kementerian. Sebab, umumnya nama varietas harus berdasarkan nama penemunya.
“Saya ingin namanya kampung ini saja, bukan saya,” kata Mulyono.
Dengan demikian, ia ingin mengajak masyarakat berdaya dengan menanam pohon durian di lahan masing-masing. Sehingga, setelah berusia lima tahun masa tanam bisa dirasakan panen secara bersama-sama. Pada 2019 lalu, ia telah mengembangkan bibit ini sekitar 7.000 bibit.
“Harapannya ya lima tahun lagi setelah ditanam, masyarakat Slumbung bisa menikmati hasilnya,” pungkasnya. (Ika/Yu)