OKTANA.ID, SURABAYA- Jawa Timur memiliki banyak sekali budaya yang tersebar di 38 kabupaten-kota. Guna mendukung kemajuan budaya di provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur merilis aplikasi “web-based Daksa Budaya”.
Aplikasi Daksa Budaya merupakan sebuah aplikasi web-based yang dapat mengakses data-data kebudayaan di Jawa Timur. Aplikasi sudah bisa diakses sejak peluncurannya pada 12 Desember 2022.
Di dalamnya terdapat berbagai menu. Antara lain, peta sebaran Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), sarana dan prasarana, tenaga budaya, lembaga kebudayaan, event budaya, ekonomi kreatif budaya, dan warisan budaya takbenda di setiap daerah di Bumi Mojopahit.
“Inovasi ini, berdasar pada amanat undang-undang (UU) nomor 5/2017. Tentang pemajuan kebudayaan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Hudiyono, Sabtu (22/7/2023).
Dijelaskan Hudiyono, UU itu memberikan implikasi kepada setiap Perangkat Daerah (PD) yang menangani di bidang kebudayaan, untuk memberikan perhatian khusus pada pelindungan kebudayaan, salah satunya adalah pendataan kebudayaan.
Sebelumnya, belum ada sistem yang berisi basis data dari pendataan kebudayaan di Jawa Timur, sehingga inovasi itu diberikan untuk merombak kondisi pendataan kebudayaan di provinsi. Khususnya OPK yang belum tertib dalam administrasi.
Dengan kehadiran UU nomor 5/2017, ditopang dengan peraturan pemerintah (PP) nomor 87/2021, seperti: 10 OPK, SDM Kebudayaan, lembaga dan pranata kebudayaan.
Lalu, sarana dan prasarana Kebudayaan, belum sampai dengan data-data yang disebut sebagai data “dinamis”. Tujuan dari pencantuman data dinamis ini adalah untuk memetakan dampak kebudayaan terhadap ekonomi di masyarakat akar rumput.
Empat kategori ini akan dilakukan entri data oleh petugas penginput data di kabupaten/kota yang telah ditunjuk oleh Disbudpar Jatim. Serta OPD kebudayaan kabupaten dan kota setempat.
Kemudian terdapat tim verifikator akademisi lintas keilmuan dari Universitas Airlangga (UNAIR) dan juga Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dengan keberadaan verifikator itu, data-data yang ada dapat disortir.
“Bisa dikembalikan apabila belum memenuhi persyaratan kepatutan dan kelayakan data. Salah satunya ditinjau dari deskripsi data budaya,” terangnya.
Aplikasi yang dikembangkan itu, memberikan dukungan terhadap infrastruktur dan suprastruktur. Berupa sistem integrasi untuk meng-input data-data budaya yang akan dilakukan pooling.
“Penginput cukup membuka aplikasi, kemudian dapat memasukkan data sesuai yang diminta dalam laman web. Kemudian setelah data diinput, tim verifikator yang terdiri atas tim akademisi akan menggunakan aplikasi untuk melakukan proses verifikasi data yang dimasukkan oleh petugas kabupaten/kota yang ditunjuk,” jelasnya.
Hal ini menjadi keunggulan tersendiri dari aplikasi tersebut. Karena dirancang lebih ke arah preferensi web-based yang dipilih. Termasuk kemudahan dalam akses dan jangkauan yang lebih luas, sebab setiap pengguna tidak perlu untuk mengunduh aplikasi terlebih dahulu.
“Daripada aplikasi yang menggunakan antarmuka melalui APK yang diunduh melalui Google Play Store atau Apple App Store, web-based lebih diandalkan. Karena lebih mudah diakses di perangkat manapun,” jelasnya.
Target inovasi aplikasi web-based Daksa Budaya Jawa Timur itu, untuk memenuhi Nawa Bhakti Satya kesembilan: “Mewujudkan harmoni sosial, alam dan lingkungan hidup serta melestarikan kebudayaan”.
Khususnya pada butir tiga berbunyi: “inventarisasi data kesenian tradisional dan adat budaya lokal”. Daksa Budaya sebagai suatu aplikasi pendataan kebudayaan dapat diharapkan menjadi suatu platform data digital yang akan menyebarluaskan data kebudayaan secara masif kepada masyarakat. Selain itu juga dapat menjadi dasar kebijakan bagi pemerintah melalui dinamika data budaya yang disajikan oleh kabupaten maupun kota di Jawa Timur.
Selain itu, fleksibilitas dan kemudahannya, sebagai bentuk publikasi data dari kebudayaan di Jawa Timur, Daksa Budaya Jawa Timur diharapkan dengan mudah dibagikan di platform jejaring media sosial. Para pelaku, pemerhati, akademisi, dan unsur-unsur budaya dan seniman lain di Jawa Timur, dapat mengakses dan menyebarluaskan progress yang dilakukan oleh Disbudpar Jatim dan OPD Kebudayaan di kabupaten/kota.
“Aplikasi ini dapat secara terbuka diakses melalui laman daksabudaya.com. Siapa saja bisa mengakses laman ini,” kata Hudiyono.
Editor: Beatrix