OKTANA.ID– Maestro legendaris Indonesia, Didi Kempot mendapatkan penghargaan dari Google Doodle. Hal itu tampak dari laman google edisi hari ini, Minggu (26/2/2023) yang menampilkan ikon maestro campur sari dalam versi kartun.
Didi Kempot yang juga dijuluki Godfather of Broken Heart tersebut memang menuai puncak karirnya sebelum ajal menjemputnya pada Selasa (5/5/2020) lalu. Jangkauan audiensnya semakin meluas hingga kalangan genarasi anak muda masa kini.
Google sendiri dalam keterangan resminya pada hari ini menjadikan sosok Didi Kempot sebagai ikon Google Doodle sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya melahirkan ratusan karya emas selama tiga dekade kariernya di dunia musik.
“Doodle hari ini merayakan Didi Kempot, seorang penyanyi dan penulis lagu Indonesia yang dikenal sebagai “Godfather of Broken Hearts,” tulis Google dalam pernyataannya.
Selama kariernya, musisi campur sari legendaris itu dikenal produktif dan telah menulis lebih dari 700 lagu. Pada hari ini pula, 26 Februari ini menjadi hari peringatan pria bernama Didik Prasetyo itu menerima Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award.
Selama itu pula, Didi Kempot mampu membalik peta industri musik tanah air yang jarang memberikan ruang terhadap musisi campur sari. Namun Didi Kempot barhasil menembus ketidakmungkinan tersebut.
“Didi Kempot adalah satu sosok yang semangatnya harus terus dihidupkan,” demikian tulis Google.
Bicara tentang latar belakang Didi Kempot sendiri sebagai musisi memang penuh liku. Didi Kempot sendiri memang berangkat dari latar belakang keluarga yang bergerak di dunia kesenian.
Ayahnya Hadi Wiranto merupakan seorang pelawak senior Srimulat dan sang ibu adalah penyanyi jawa tradisional. Didik sendiri adalah adik kandung dari Mamik Prakoso yang juga dikenal sebagai pelawak kondang.
Didi Kempot lahir di Surakarta pada 1 Desember 1966. Pada saat berusia 18 tahun, Didi Kempot membentuk sebuah kelompok pengamen bernama Kelompok Pengamen Trotoar. Selama dua dekade lebih, Didi menyanyi dari tenda ke tenda alias mengamen.
Dalam situasi tersebut, Didi tetap menelurkan karya satu demi satu. Bahkan, dia nekat merekam lagunya yang terus dia kenalkan ke studio-studio rekaman. Dari sekian penolakan, Didi Kempot akhirnya dikontrak label musik pada 1989.
Tembang Cidro yang dilantunkannya menjadi karya pertamanya yang masuk dapur rekaman. Liriknya yang bertema situasi kehidupan sosial masyarakat bawah mampu menyihir atensi pendengarnya.
Sejak itu, Didi Kempot mulai dikenal meski tidak se-booming sekarang. Menariknya, popularitas Didi Kempot justru lebih terdengar di luar negeri seperti Belanda dan Suriname. Tak jarang pula Didi juga diundang untuk konser disana.
“Lagu-lagunya terus menyentuh hati orang-orang romantis yang putus asa di seluruh dunia,” tulis Google lagi.
Editor: Srinan