OKTANA.ID– Nama Sylvester Stallone telah masuk dalam jajaran aktor yang terkenal di dunia. Apalagi dengan dua film yang berjudul Rocky dan Rambo telah membawanya menjadi legenda aktor dunia. Namun, di balik kesuksesan Syvester, ternyata ia tetap sesorang manusia biasa yang lahir dari sebuah keluarga miskin di New York, Amerika Serikat.
Bahkan, ia divonis menderita kelainan syaraf akibat dari Ibunya yang terpaksa melahirkannya di pintu sebuah sekolah. Hal itu membuat Sylvester menjadi gagap dan memiliki sisi wajah yang tidak normal. Dampaknya, Sylvester harus masuk ke sekolah bagi anak berkebutuhan khusus.
Sisi gelap masa kecilnya, tak membuat Sylvester kecil hati. Ia punya mimpi menjadi seorang aktor. Ia harus berjuang lebih dari 1500 kali untuk mendaftarkan diri kea gen bintang film di New York. Sylvester selalu ditolak dan ditolak untuk bermain menjadi pemeran film. Semangatnya tak pernah padam, Sylvester pantang menyerah dalam mengejar mimpinya.
Pengalaman pertama Sylvester dalam berakting adalah dengan menjadi figuran yang hanya muncul selama beberapa menit saja. Dan ia kembali mengalami kebuntuan dalam perjalanan karirnya hingga mencoba menjual naskah film.
Di tengah titik rendah hidupnya yang tidak memiliki pendapatan untuk kehidupan sehari-hari, Sylvester justru menonton pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Webner. Chuck Webner saat itu dikenal sebagai seorang petinju lemah dan diprediksikan akan kalah dalam 3 ronde melawan Mohammad Ali. Walhasil, Chuck Webner dapat menyelesaikan total 15 ronde melawan Mohammad Ali karena sifat pantang menyerahnya.
Dari hal tersebut, Sylvester pun semakin bersemangat untuk menulis sebuah naskah film. Setelah menyelesaikan naskahnya, ia mencoba untuk menawarkan hasil naskahnya tersebut.
Walaupun naskah ceritanya ditolak lebih dari ratusan kali oleh studio film dan produser, ia tetap tidak menyerah. Suatu saat, terdapat sebuah studio yang ingin membeli naskah filmnya. Sylvester tidak langsung menjual naskahnya melainkan memberikan tawaran yang mengharuskannya membintangi film tersebut. Tentu saja studio tersebut menolak, dan akhirnya Sylvester memberikan penawaran kembali dengan memasang harga naskah yang rendah dan upah minimal untuknya sebagai aktor yang akhirnya disetujui oleh studio tersebut.
Setelah film tersebut rilis, film berjudul Rocky itu meledak di pasaran dan menghasilkan keuntungan 200 kali lipat. Sylvester juga dinominasikan meraih Academy Award sebagai aktor terbaik. Film tersebut juga memenangkan tiga Oscar untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Skenario Film Terbaik. (Cha/Yu)