OKTANA.ID, Malang – Seorang calon jemaah haji (CJH) asal Kota Malang harus menunda pemberangkatannya ke tanah suci Mekkah. Nasib ini dialami Supiyah, seorang lansia dengan usia 93 tahun. Ia terkendala tak ada pendampingnya ketika melaksanakan ibadah haji di Mekkah. Yakni, Suryati (64), anaknya yang tidak masuk dalam kuota sebagai JCH tahun ini.
“Tidak berangkat tahun ini, ya tidak tega melepas (ibu) sendirian. Harapannya bisa bareng berangkat haji tahun ini, sama saya dan suami saya (Abdul Choji),” kata Suryati, Sabtu (20/5/2023).
Ia menerangkan bahwa ibunya telah berusi 93 tahun, namun kalau urusan shalat, ibunya itu masih bisa berdiri. Akan tetapi, Supiyah mempunyai masalah pendengaran, karena usia yang sudah sepuh.
“Kalau shalat masih (kuat) berdiri, memang jalannya agak kurang, pendengaran juga terganggu, ya usia itu,” imbuhnya.
Supiyah sendiri sejatinya sudah mendaftar haji bersama anaknya itu serta suami Suryati Abdul Choji (72) pada 2018 lalu. Dan informasinya bisa berangkat pada tahun 021, namun karena saat itu pandemi Covid-19 melanda, akhirnya Pemerintah Indonesia urung memberangkatkan haji bagi warganya.
Keluarga Supiyati juga telah lunas membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp 56 juta. Supiyati bahkan sudah menerima perlengkapan haji seperti seragam dan berbagai perlengkapan haji lainnya. Namun saat melunasi BPIH itu, pihak keluarga tidak mengetahui adanya atiran soal tidak adanya kuota untuk pendamping seperti CJH lansia.
“Kalau bayar awal waktu itu Rp 25 juta, lalu ada tambahan Rp 31 juta jadi total Rp 56 juta, itu sudah dilunasi 5 Mei lalu,” katanya.
Keluarga Supiyah berharap bisa berangkat haji berbarengan. Namun bila tidak memungkinkan porsi Supiyah bisa diganti dengan Suryati dan Abdul Choji.
“Tahun ini saya ya belum siap, karena sendirian juga, inginnya bisa ditunda atau diganti saya dengan suami,” tutur Suryati.
Sementara itu Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Mukhlis mengatakan jika ketentuan haji tahun ini tidak diberlakukan pendamping seperti anggota keluarga untuk mendampingi CJH lansia, sehingga bisa berangkat berbarengan..
“Banyak alasan CJH yang membuat mereka tidak berangkat, seperti akan melahirkan, kemudian sekolah di luar negeri dan alasan lainnya,” kata Mukhlis.
Para CJH lansia atau pasutri rata-rata menunda berangkat haji di tahun selanjutnya, karena menunggu bisa berangkat berbarengan.
“Mereka tidak membatalkan, namun menunggu pendampingnya masuk porsi. Mungkin tahun depan, atau tahun depannya lagi,” katanya.
Editor: Srinan