OKTANA.ID– Hidup di zaman yang kini apa-apa serba instan. Entah makanan, berbelanja atau bahkan untuk mendapatkan kekayaan instans pun juga sangat ramai dibicarakan oleh banyak orang. Ngomongin soal banyaknya orang yang rasanya seperti tiba-tiba mendapatkan kekayaan secara instans, ternyata pengaruh dari canggihnya teknologi. Karena banyaknya informasi tentang memanajemen keuangan untuk jangka panjang ke depan.
Salah satunya adalah lewat kegiatan berinvestasi atau menanamkan modal, bisa juga melalui trading. Akan tetapi, tentunya dalam berinvestasi tersebut diperlukan beberapa pertimbangan yang matang dan tidak dapat diterapkan di sembarangan perusahaan investasi. Hal tersebut lantaran belakangan ini, marak sekali kasus-kasus mengenai penipuan dalam berinvestasi ataupun investasi bodong.
Bahkan tidak menutup kemungkinan juga apabila ada seseorang yang terlalu begitu obsesi dengan hasil yang diharapkan pada saat ia berinvestassi tersebut, jatuhnya malah ke judi ataupun ke slot juga. Apabila jatuhnya sudah ke judi, maka akan selalu merasa kecanduan bila berhasil menang satu kali dan akan keterusan.
Namun kadang kala, ada juga orang yang tidak melakukan kegiatan judi atau slot, tapi ke trading yang mungkin bagi orang-orang awam, yang belum tahu apa itu tentang trading pastinya juga akan menganggap bahwa trading tersebut tidak jauh berbeda dengan judi.
Lantas, bagaimana untuk membedakan diantara keduanya diantara trading dan judi tersebut? Menurut penjelasan dari seseorang yang menangani bidang financial planner, Putri Madarina. Ia menyatakan bahwa sebetulnya, kegiatan investasi dan trading tersebut mempunyai kesamaan yang tidak jauh berbeda. Putri Madarina pun juga mengatakan, bahwa trading dan investasi tersebut merupakan kegiatan yang mana keduanya sama-sama memperjualbelikan barang.
Lain halnya dengan judi ataupun slot, yang keduanya tersebut tidak memiliki barang yang diperjualbelikan, namun lebih ke permainan yang mana sudah diatur dan layaknya seperti taruhan. Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan trading dan judi tersebut, simak penjelasan 6 perbedaan trading dan judi berikut ini:
- Trading Didasari Penelitian, Sementara Judi Tidak
Sebelum mengambil posisi dan keputusan apapun, biasanya para trader akan melakukan riset di pasar keuangan terlebih dahulu secara menyeluruh. Mereka akan melakukan analisis pergerakan harga saham, baik dimasa lalu maupun dimasa mendatang dengan teori-teori yang ada. Berbeda dengan judi, yang mana semua permainan yang dilakukan oleh pejudi tentunya sudah diatur oleh para bandar dan tidak dapat kita prediksi.
- Pertimbangan Mengenai Jangka Waktu
Biasanya, untuk menentukan jangka waktu ke depannya mengenai kondisi uang yang diinvestasikan, pada trading dapat kita tentukan sendiri sesuai dengan kemampuan dan kemauan kita. Sebagai contah, apabila harga saham yang kita pegang tersebut mengalami risiko atau menurun, yang mana bila ngotot dijual maka bisa rugi. Sehingga, lebih disarankan untuk di hold saja sampai harga saham tersebut kembali stabil atau meningkat. Sedangkan berbeda dengan judi, yang mana kita harus mengikuti jangka waktu yang telah diputuskan oleh seorang bandar, sehingga tidak bisa di hold ataupun di hentikan walaupun kondisinya sudah rugi banyak.
- Jenis Instrumen yang Digunakan
Walaupun trading tersebut dapat dikatakan memiliki beberapa privillage yang tidak didapatkan di judi, namun tetap saja untuk alangkah baiknya kita juga harus tetap menentukan instrument trading yang hendak digunakan, agar kedepannya dapat membantu dalam mengelola asset keuangan kita dengan baik dan benar. Sehingga, alangkah baiknya untuk melakukan riset-riset, mengenai instrumen trading yang sangat sesuai dan lebih kita butuhkan. Apakah melakukan tradingnya di saham? Atau mungkin juga di krypto? Atau yang lainnya menyesuaikan dengan kebutuhan.
- Mitigasi Terjadinya Risiko
Memitigasi merupakan salah satunya cara untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi kapan saja, terhadap kondisi assets keuangan yang kita investasikan. Namun, beda lagi jika kita memilih menggunakan judi, lantaran tidak dapat di mitigasikan sehingga pilihannya hanya ada 2 cara, yaitu mau menang 100% atau sebaliknya kalah 100%.
Berbeda pada saat kita menggunakan trading, lantaran ada banyak cara mitigasi risikonya, salah satunya dengan membeli saham yang memiliki arah beda (kolerasi negatif) dengan saham utama, untuk dijadikan sebagai cadangan. Sehingga, bisa saham utamanya mengalami kerugian dan untuk saham cadangannya mengalami kenaikan, maka assets kita masih dapat terselamatkan dari adanya risiko yang tinggi.
- Trading Adalah Strategi, Sedangkan Judi Permainan
Jika kita mendengar kalimat manis dari para pejudi, seperti bahwasannya judi adalah strategi yang sudah terbukti dalam meraih sukses, hal tersebut tentunya cuma bulshit belaka. Hal tersebut lantaran, bahwa judi tetaplah sebuah permainan kesempatan yang telah diatur oleh bandar, walaupun menang. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk diberikutnya, justru kita akan mengalami kekalahan yang sangat besar. Sedangkan untuk di trading sendiri, biasanya naik turunnya harga saham yang telah kita investasikan, tergantung dari tinggi rendahnya permintaan pasar keuangan. Sehingga dibutuhkan sebuah taktik atau strategi dalam meminimalisir adanya risiko yang ada, agar asset yang diinvestasikan tidak mengalami kerugian yang terlalu besar atau paling tidak nominalnya sama.
- Adanya Bukti Kepemilikan yang Jelas
Pada saat kita memutuskan untuk mengelola asset kita, agar semakin banyak dengan cara melalui judi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kita tidak akan mendapatkan apa-apa dan yang ada asset kita akan hilang tak tersisa. Hal tersebut lantaran, pada judi hanya mengandalkan kesempatan yang sudah diatur oleh bandar, sehingga kalaupun menang itupun hanya sekedar kebetulan.
Berbeda halnya pada saat kita berinvestasi, yang mana kita menjual, membeli dan juga memiliki asset keuangan yang mampu mendasarinya, entah berupa komoditas, saham, trading ataupun indeks reksa dana. Meski dalam kondisi turun ataupun naik, namun setidaknya kita masih memiliki bukti kepemilikan yang jelas, walau nominalnya berkurang.
Penulis: Erika
Editor: Srinan