OKTANA.ID, KEDIRI – Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) Pare mulai tahun 2023 ini akan melakukan pembangunan gedung kelas rawat inap standar (KRIS) guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Rencana itu disampaikan Direktur RSKK Pare Gatut Rahardjo dalam pemaparannya dihadapan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Selasa (23/5/2023) siang.
Diungkapkan Gatut, gedung yang akan dibangun RSKK keseluruhan terdiri dari tiga blog. Dimana tahun 2023 ini akan diselesaikan pembangunan blog A yang dikhususkan untuk gedung rawat inap.
“Tujuannya meningkatkan jumlah kamar tidur untuk pelayanan yang saat ini sudah overload,” katanya.
Adapun blog B disiapkan untuk penanganan jantung dan blog C untuk farmasi maupun kamar operasi yang rencananya dikerjakan pada 2024. Terbatasnya lahan yang ada, termasuk untuk perluasan parkir, pembangunan gedung blog A itu dari desain dibuat lima lantai. Empat lantai dikhususkan untuk rawat inap dan satu lantai untuk menambah fasilitas parkir.
“Anggarannya gedung A ini dari DED, sekitar Rp 65 miliar dan diharapkan selesai pada akhir 2023,” ungkapnya.
Gedung baru yang akan dibangun itu lokasinya membongkar bangunan lama dengan kapasitas 28 tempat tidur. Dengan dibangun gedung baru lima lantai itu, nantinya akan mampu menampung kapasitas 115 tempat tidur.
Menanggapi pemaparan itu, Mas Dhito, sapaan akrab bupati Kediri mengingatkan bahwa semangat perubahan yang dilakukan RSKK juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas manajemen dalam pelayanan.
“Karena kalau sudah bagus, pelayanan masih lambat, pasien merasa pelayanan tidak ramah itu juga percuma,” tuturnya.
Mas Dhito berpesan supaya pembangunan pondasi gedung dibuat dengan struktur yang lebih kuat. Dengan keterbatasan lahan yang ada, tidak dipungkiri bilamana ke depan akan mengembangkan musti menambah bangunan ke atas.
Pihaknya meminta selama proses pembangunan gedung baru itu pengawasan harus dilakukan dengan teliti. Hal itu untuk mencegah proses pengerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan.
Mas Dhito pun mewanti-wanti pihak RSKK bahwa selama proses pembangunan berjalan, pelayanan bagi pasien harus tetap optimal. Pihaknya tak menginginkan proses pembangunan gedung baru itu menganggu pelayanan.
“Pada saat proses pembangunan pelayanannya jangan sampai kendor,” tandasnya. (adv)
Editor: Srinan