OKTANA.ID, KEDIRI- Polemik antara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kediri dengan kontraktor pelaksana PT Surya Grha Utama-KSO Sidoarjo menimbulkan kegelisahan warga. Khususnya, untuk pedagang kaki lima (PKL) sekitar Alun-alun Kota Kediri.
Wacana pemutusan kontrak Dinas PUPR terhadap PT Surya Grha Utama-KSO Sidoarjo dapat mengakibatkan proyek Alun-alun Kota Kediri senilai Rp 17,9 miliar itu mangkrak. Sedangkan, PKL di sekitar Alun-alun Kota Kediri itu berharap agar proyek tersebut bisa dibuka sebelum tahun baru 2024 mendatang.
Salah seorang PKL, Kasdi mengaku sudah mendengar kabar masalah antara kontraktor dengan Dinas PUPR. Kabar itu didengar dari rekan-rekan PKL yang tergabung di dalam paguyuban.
“Yang susah ya tetap pedagang, semua menyambut tahun baru biar kan ramai nanti,” ungkap pria asal Kelurahan Pakunden ini.
Pedagang siomay tersebut menyayangkan apabila ada kemunduran pembukaan Alun-alun Kota Kediri. Menurutnya, momentum tahun baru dapat menambah pundi-pundi penghasilan PKL Alun-alun Kota Kediri. Melihat dari tahun-tahun sebelumnya, kata Kasdi, pengunjung Alun-alun Kota Kediri selalu banyak. Hal ini dinilai berdampak terhadap penghasilan para PKL Alun-alun Kota Kediri.
“Apalagi kalau bangunannya baru, kan masyarakat banyak yang datang penasaran sama Alun-alun,” imbuhnya, Sabtu (25/11/2023).
Selama 6 bulan pembangunan Alun-alun Kota Kediri, PKL direlokasi sementara di trotoar Dhoho Plasa dan SDN Kampungdalem. Ketika direlokasi ini, Kasdi menilai banyak pedagang yang mengeluhkan soal penurunan pendapatan harian.
Sebelum dibangun, Kasdi dalam sehari bisa mendapatkan Rp 400 ribu sampai Rp 600 ribu. Saat ini, ia lebih sering mencari hajatan di desa-desa karena jika mangkal di trotoar Dhoho Plasa hanya bisa membawa uang tak sampai Rp 200 ribu per hari.
“Sepi mas, deretan sini saja banyak yang tutup juga,” terang bapak dua anak ini.
Berdasarkan data, Kasdi menyampaikan ada 97 anggota paguyuban PKL Alun-alun Kota Kediri. Kondisinya dalam 6 bulan ini sangat sepi dari pelanggan. Pengakuan yang serupa juga disampaikan Dewi penjual es degan. Menurutnya, penyelesaian pembangunan Alun-alun Kota Kediri ini sangat ditunggu-tunggu.
Ia menyebut apabila segera selesai, mereka tidak perlu jauh-jauh lagi membuka lapak di desa-desa yang mempunyai hajatan. Karena, Alun-alun Kota Kediri seperti magnet yang dapat menyedot pengunjung setiap harinya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri sempat memanggil semua pihak untuk rapat dengar pendapat (RDP) pada Kamis, 23 November 2023. Wakil Ketua DPRD Kota Kediri, Katino mengaku tidak ingin proyek unggulan Kota Kediri ini dapat berdampak buruk bagi masyarakat jika tidak selesai tahun ini.
“Intinya dalam RDP ini kita semua berharap agar bisa terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan kedepan kita akan mendesak agar segera melakukan mediasi-mediasi, sehingga Alun-alun Kota Kediri bisa segera dinikmati masyarakat Kota Kediri,” ujar Katino.
Hal senada juga disampaikan, Sudjoko Adi Purnomo dari fraksi PDIP yang menyayangkan apabila proyek Alun-alun Kota Kediri bermasalah seperti proyek besar di Kota Kediri yang terjadi sebelumnya.
“Kita ingin jangan sampai mangkrak dan meninggalkan masalah. Jangan sampai terjadi seperti Jembatan Brawijaya, Gambiran 2 dan Pengaspalan GOR Jayabaya yang semuanya dulu terdapat masalah. Semoga perselisihan ini bisa diselesaikan secara baik dan tidak berdampak sosial,” tegasnya.