OKTANA.ID– Lukisan Salvator Mundi yang merupakan karya seni termahal yang pernah dijual dalam pelelangan di Christie’s, New York pada 15 November 2017 ini, diperkirakan dibuat pada tahun 1490-an dan selesai di tahun 1500-an oleh Leonardo da Vinci. Lukisan ini pun terjual dengan harga 450,3 juta dolar. Namun ternyata di balik nilai lukisan yang fantastis ini terjadi banyak perdebatan mengenai pembuatannya. Berikut beberapa fakta misterius mengenai lukisan Salvator Mundi.
Lukisan Terakhir dari Leonardo da Vinci
Salvator Mundi merupakan lukisan yang menggambarkan sosok Yesus yang mengangkat sebelah tangannya dan sebelah yang lain sedang memegang bola kristal. Namun, masih menjadi misteri apakah benar Leonardo da Vinci, sang seniman serba bisa asal Italia merupakan pelukis asli dari karya Salvator Mundi. Alasannya, lukisan tersebut sempat hilang dari sejarah selama lebih dari 200 tahun. Serta ditemukan sudah rusak, dipugar dengan buruk, lalu dijual berulang kali.
Awal ketenaran Salvator Mundi dimulai saat lukisan tersebut muncul dalam pelelangan di New Orleans yang tidak terkenal pada tahun 2005. Ia dibeli dengan nilai yang rendah yaitu $1.175 atau sekitar Rp 16,7 juta. Lukisan tersebut kemudian dibawa ke salah satu pakar restorasi lukisan, Dianne Modestini.
Dalam sebuah film dokumenter The Lost Leonardo, Dianne seolah-olah sebagai tokoh utama dokumenter tersebut, disebutkan menjadi orang pertama yang curiga jika lukisan Salvator Mundi merupakan karya dari Leonardo da Vinci.
Disebutkan jika Dianne menghabiskan waktu yang cukup lama untuk merestorasi lukisan Salvator Mundi, dengan tetap mempertahankan keasliannya dengan detail yang tepat seperti lekukan mulut gambar khas milik karya Leonardo.
Hasil restorasi Dianne dikritik oleh beberapa ahli seni. Seperti Frank Zollner, sejarawan seni yang menyebut Salvator Mundi adalah “Mahakarya oleh Dianne Modestini” dan Dianne membuat lukisan tersebut lebih bergaya seperti milik Leonardo daripada Leonardo sendiri.
Kebanyakan pakar setuju jika lukisan tersebut mungkin saja memang diproduksi oleh asisten Leonardo, kemudian Leonardo akan menambahkan detail-detail akhir di lukisan tersebut. Hal itu merupakan praktik umum yang dilakukan oleh pekerja seni.
Salvator Mundi Digunakan sebagai Alat Politik dan Keuangan.
Suatu saat dalam rumah lelang Christie’s, lukisan Salvator Mundi terbeli oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya. Surat kabar New York Times mengungkapkan jika pembeli mewakili Mohammad bin Salman, putra mahkota Arab Saudi. Hal ini menyiratkan jika Salvator Mundi tidak sebatas seni melainkan masuk ke ranah geopolitik. Sebagaimana yang diketahui jika saat itu putra mahkota sedang berusaha memoles citra Arab Saudi yang baru.
Dilaporkan, sederet kurator Perancis di Museum Louvre telah mempersiapkan satu tempat untuk Salvator Mundi dipajang dalam rangka memperingati 500 tahun peringatan kematian Leonardo da Vinci pada 2019 lalu. Namun, lukisan tersebut tidak pernah muncul dalam pameran. Hal ini memunculkan pertanyaan, apakah lukisan Salvator Mundi tidak dianggap sebagai karya Leonardo yang sah ataukah pihak Mohammad bin Salman segan untuk menyertakan Salvator Mundi dalam pameran.
Setelah dikonfirmasi, pihak Mohammad bin Salman telah mengirimkan Salvator Mundi ke Louvre pada tahun 2018. Namun tidak jadi untuk ditampilkan. Alasannya menurut New York Times, terjadi ketidaksepakatan antara pihak Mohammad bin Salman dengan pihak Museum Louvre. Mohammad bin Salman dikatakan meminta lukisan Salvator Mundi untuk ditempatkan di sebelah lukisan Monalisa, yang hal tersebut tidak disetujui oleh pihak museum dengan alasan keamanan. Namun dengan berbagai misterinya, lukisan Salvator Mundi masih menempati predikat lukisan termahal di dunia. (Cha/Yu)