OKTANA.ID, KEDIRI– Tenun ikat Kota Kediri terus digaungkan namanya, dipromosikan agar semakin dikenal oleh masyarakat luas. Apalagi tenun ikat merupakan aset dan warisan budaya yang harus terus dilestarikan dan dijaga dengan baik. Salah satu caranya dengan event Dhoho Street Fashion (DSF) ini.
Pada gelaran DSF yang sudah ke-8 kalinya ini, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar juga ikut tampil dan menjajal catwalk bersama dengan para model lainnya, Sabtu (14/10). Bunda Fey tampak anggun mengenakan busana tenun ikat Kediri karya desainer ternama Eko Tjandra.
“Tak terasa DSF sudah kali ke-8 diselenggarakan. Setiap tahunnya kami mengangkat tema yang berbeda dan juga selalu mengeksplor venue yang tidak pernah sama. Kita mencoba menggali apa kekayaan atau kecantikan yang dimiliki oleh Kota Kediri. Ternyata terpikir kemarin adalah Taman Brantas. Kenapa Taman Brantas karena ini adalah tempat yang istimewa buat kota kita tercinta. Karena sebetulnya tidak banyak kota kota di Indonesia yang terbelah oleh sungai,” ujar Ketua Dekranasda Kota Kediri.
Tema yang diusung pada DSF ke-8 tahun yakni Brantas, Beyond Infinity sesuai dengan tempat acara fesyen ini digelar. Bunda Fey juga menjelaskan makna dari tema yang diangkat dari gelaran ini bahwa Infinity artinya tanpa akhir. Kebetulan juga ini merupakan DSF yang ke-8. Angka 8 jika posisinya horizontal adalah lambang ketakberhinggaan. Harapannya event ini dapat memajukan tenun ikat Kediri dan bisa meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha di bidang tenun.
Event DSF ini menurut Ferry Silviana Abu Bakar, tidak lain dan tidak bukan untuk merayakan adanya tenun ikat yang merupakan warisan budaya bukan produk yang diciptakan atas dasar aturan atau yang lainnya. Bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka Tenun Ikat Kediri sudah ada dan memiliki perjalanan yang sangat panjang. Istimewanya Tenun Ikat Kediri yang sentranya ada di Kelurahan Bandar Kidul ini yakni banyak sekali penenun dari kalangan anak muda. Hal itu sangat jarang dijumpai di tempat lain yang mayoritas penenunnya adalah orang-orang yang sudah tua.
Lebih lanjut Ketua Dekranasda Kota Kediri ini berharap dengan adanya regenerasi penenun dari kalangan orang tua ke anak-anak muda, bisa memunculkan minat para anak muda untuk mau bekerja di bidang tenun. Dengan begitu, produk warisan budaya Kota Kediri ini akan terus lestari.
Sementara itu, Wali Kota Kediri mengungkapkan DSF ini memiliki tujuan mempertahankan keunikan yang ada di Tenun Ikat Kediri. DSF ini nafasnya adalah kolaborasi antara Pemerintah Kota Kediri, desainer, perajin tenun dan juga anak-anak SMK. Dengan begitu diharapkan acara ini bisa terus berlanjut dan tidak hanya didukung oleh Pemerintah Kota Kediri saja melainkan bisa didukung oleh BUMN, para pengusaha dan lainnya untuk melestarikan kain tenun wastra nusantara yang ada di Kota Kediri ini.
Tenun Ikat Kediri ini sekarang sudah memiliki dampak. Wali Kota Kediri menjelaskan dampak tenun ikat semakin dikenal adalah banyak dari tokoh-tokoh penting di Indonesia maupun luar negeri yang menggunakan. Contohnya saja beberapa waktu yang lalu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga sudah menggunakan, artis Indonesia maupun luar negeri seperti Song Kang, Raffi Ahmad dan beberapa artis lainnya juga sudah pakai tenun ikat Kediri ini.
Pada kesempatan itu, Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin melalui daring juga memberikan ucapan selamat atas terselenggaranya event Dhoho Street Fashion ini. “Selamat Pak Wali Kota Kediri dan Ketua Dekranasda Kota Kediri, saya turut berbangga karena hampir setiap tahun saya menjadi saksi betapa indahnya dan juga kreatif hasil karya dari DSF ini, salah satunya ini yang saya pakai. Semoga acara ini memberikan banyak inspirasi untuk anak anak muda khususnya yang ada di ekonomi kreatif. Sukses,” tutupnya.