OKTANA.ID, JOMBANG – Bagi Nahdlatul Ulama (NU) meninggalnya Choirul Anam atau Cak Anam, mantan ketua GP Ansor sekaligus tokoh NU itu merupakan kabar duka mendalam. Cak Anam dikenal dekat dengan para kiai itu menutup usia 69 tahun. Jenazah mantan Ketua DPW PKB era KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu dikuburkan di dekat makam sang ibunda di Jombang, Jawa Timur.
Sebelum tutup usia, Cak Anam sempat menjalani perawatan di RS Jemursari Surabaya. Cak Anam diketahui lahir 30 September 1954 di Desa Sawiji Kecamatan Jogoroto, Jombang. Begitu tiba di tempat kelahirannya, jenazah Cak Anam langsung disalati oleh keluarga, kerabat dan para tetangga.
Salat jenazah di musala berlangsung empat kali sebelum kemudian disemayamkan di tempat pemakaman keluarga. Adik bungsu Cak Anam, Muhtajudin mengenang sosok kakaknya yang begitu dekat dengan para kiai NU. Cak Anam yang memiliki kedekatan khusus dengan Gus Dur dan KH Hasyim Muzadi itu, juga dikenal kukuh menjaga khittah NU.
“Kita berkewajiban untuk menjaga dan melanjutkan perjuangan beliau untuk menjaga NU,” tutur Muhtajudin saat ditemui di rumah duka.
Di mata keluarga almarhum Cak Anam menjadi suri tauladan, khususnya terkait sikapnya yang tidak pernah lelah memperjuangkan nilai-nilai NU. Cak Anam juga dikenal sebagai jurnalis sekaligus politisi senior.
Sebagai politisi ulung, perjalanan karir Cak Anam dimulai dari aktivis PMII dan GP Ansor. Cak Anam pernah menjabat sebagai Ketua GP Ansor Jawa Timur. Pada masa PKB Gus Dur, Cak Anam juga menjabat sebagai Ketua DPW PKB Jawa Timur.
Sebagai jurnalis sekaligus penulis, Cak Anam juga cukup banyak menerbitkan sejumlah buku. Di antaranya Pertumbuhan dan perkembangan NU dan Jejak Langkah Sang Guru Bangsa
Pada tahun 2005-2015, Cak Anam sempat mendirikan sekaligus menjadi pimpinan tertinggi Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Yang tidak banyak diketahui banyak orang, cinta Cak Anam kepada NU begitu besar. Bahkan selama sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit, bapak lima anak itu tidak berhenti berfikir untuk NU.
“Keluarga sempat menyampaikan sudah ada yang akan melanjutkan perjuangan beliaunya,” ungkap Muhtajudin.
Pihak keluarga telah bersepakat memakamkan jenazah Cak Anam di sebelah makam Sofiah Mansur, ibundanya. Kesepakatan itu didasarkan pada permintaan yang sudah diisyaratkan sebelumnya.
Menurut Muhtajudin, sebelum pergi untuk selamanya Cak Anam seolah sudah menyiapkan seluruh kebutuhannya. “Ini makam keluarga, biar anak anak dan kerabatnya bisa terus datang ke Jombang,” pungkasnya.
Editor: Setyo