OKTANA.ID, SURABAYA- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat komoditas beras menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi di Jawa Timur. Kenaikan harga beras yang terus menerus terjadi setiap bulan ini telah mendorong laju inflasi di Jatim yang secara year to date (ytd) atau dari Januari – September 2023 mencapai 2,04 persen, dan secara month to month (mtm) 0,32 persen, atau 3,01 persen (year on year/yoy).
Fungsional Statistik Ahli Madya BPS Jatim, Umar Sjaifudin mengatakan pada September 2023 harga beras masih mengalami kenaikan sebesar 6,62 persen (mtm). Kondisi ini diperkirakan karena pengaruh musim tanam, penurunan luas panen, dan adanya kebijakan setop ekspor beras oleh India.
“Juga karena ada faktor cuaca, yakni terjadinya El Nino, dan ini sudah ada peringatan dini musim kekeringan dengan prediksi peluang hari tanpa hujan mulai 21 September – 2 November 2023 di Jatim, hal ini menghambat permulaan musim tanam padi yang biasanya dimulai Agustus – September,” ungkapnya dalam paparan BRS, Senin (2/10/2023).
Adapun dari 8 kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, seluruhnya mengalami inflasi pada September 2023. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep 0,72 persen, dan inflasi terendah di Banyuwangi 0,05 persen.
Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menjadi penyumbang inflasi Jatim pada September 2023 di antaranya beras naik 6,62 persen, bensin 1,44 persen, jeruk 4,21 persen, kentang 4,65 persen, gula pasir 1,87 persen, pembalut wanita 1,56 persen, serta biaya pulsa ponsel, angkutan udara, kontrakan rumah, dan emas perhiasan.
Editor: Beatrix