OKTANA.ID – Pada masanya, lagu-lagu band Padi menjadi “himne” yang wajib dinyanyikan di acara-acara pentas seni (pensi) sekolah pada tahun 2000-an, salah satunya “Semua Tak Sama”. Kini, di tahun 2023, lagu itu akan kembali hadir dengan sentuhan baru dan dinyanyikan seorang solois wanita yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia musik Indonesia, Astrid. Rupanya, keinginan untuk me-remake lagu ini sudah tercetus sejak delapan atau sembilan tahun lalu. Saat itu, Sony Music berencana membuat album kompilasi berupa remake dari lagu-lagu hits Indonesia dari era 2000-an. Astrid sendiri terpilih sebagai salah satu penyanyi yang terlibat dalam proyek tersebut dan mendapat dua lagu, salah satunya adalah “Semua Tak Sama”.
“Sejak muncul di album Indie Ten dengan single “Sobat”, aku sudah suka sekali dengan Padi. Lalu, lahirlah album Sesuatu Yang Tertunda di tahun 2001. Setiap track dalam album itu, menurutku, bagus sekali, mulai dari lirik, aransemen musik, dan tentunya suara Mas Fadly (vokalis Padi) yang sangat khas. Di antara dua lagu yang aku terima untuk di-remake, secara lirik, “Semua Tak Sama” mungkin yang paling cocok untuk disampaikan kembali dari sudut pandang seorang Astrid. Akhirnya, terpilihlah lagu ini untuk dijadikan single,” ungkap penyanyi kelahiran 27 Januari 1982 ini.
Mengingat lagu remake seringkali menghadirkan sesuatu yang berbeda agar bisa diterima pendengar baru, namun juga tidak menghilangkan not-not yang sudah dikenal pendengar lama, adakah hal baru yang ditawarkan Astrid melalui “Semua Tak Sama” versi 2023 ini? “Dalam me-remake suatu single yang sudah hits, tentunya kita perlu menyuguhkan sesuatu yang berbeda tanpa menghilangkan jiwa dan identitas dari lagu orisinalnya.
Di versi ini, aransemen diubah menjadi full orchestra sehingga dinamika lagu pun menjadi cukup berbeda. Vokal aku pun mengalir mengikuti emosi lirik dan musik. Tantangan tentunya ada, apalagi ini adalah lagu yang sangat populer. Aku bertanya ke diri sendiri: “Bagaimana, ya, suaraku yang apa adanya ini menyanyikan lagu yang sangat bagus dan sudah dikenal serta dalam balutan musik orkestra yang mengaduk perasaan? Sejujurnya, aku cukup penasaran dengan hasilnya saat rekaman. Ternyata, seru dan memberikan pengalaman baru.”
Untunglah, “Semua Tak Sama” bukanlah kali pertama Astrid membawakan ulang lagu yang pernah menjadi hits sehingga ia tidak terlalu khawatir akan dibanding-bandingkan dengan versi orisinalnya.”Ini adalah bentuk apresiasi aku untuk Padi yang banyak menginspirasi musisi, termasuk aku, jadi tidak ada kekhawatiran kalau versiku ini akan dibandingkan dengan versi aslinya. Yang penting, aku sudah memberikan yang terbaik.”
Astrid berharap, para penikmat musik bisa merasakan dan menikmati lagu ini dengan caranya masing-masing, namun bagi dirinya, lagu ini memiliki kebanggaan tersendiri. “Single “Semua Tak Sama” versi aku ini merupakan ‘sesuatu yang tertunda’ untuk aku. Setelah sekian lama, akhirnya lagu ini bisa diperdengarkan ke para pencinta musik Indonesia. Tentunya, ada rasa bangga atas dirilisnya lagu ini dan rasa nostalgia saat menyanyikannya. Saat pertama kali mendengarkan hasilnya, seperti sedang menikmati film drama: ada rasa sedih, kesendirian, gundah, marah, dan akhirnya ditutup dengan keikhlasan. Dengan segala perasaan yang muncul saat mendengarkan lirik dan musiknya, imajinasi akan visual yang menggambarkan lagu ini tentu akan sering kita bayangkan. Semoga saja, ke depannya, aku diberi kesempatan untuk memvisualisasikan lagu ini ke dalam video musik. Doakan saja.” /ian