OKTANA.ID, Surabaya– Peningkatan kasus campak rubella terjadi di 8 daerah Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta mewaspadai penyebaranya. Sebab, penularan campak rubella dinilai sangat cepat. Ada 8 daerah yang sedang mengalami peningkatan kasus ialah Batu, Bangkalan, Magetan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Pasuruan, dan Probolinggo.
“Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyakit campak dan segera lengkapi vaksinasi campak rubella (MR) anak, karena saat ini tengah terjadi peningkatan kasus campak di beberapa daerah di Jawa Timur,” terangnya.
Khofifah menerangkan bahwa peningkatan kasus campak rubella tersebut disebabkan adanya penurunan cakupan imunisasi. Sehingga, banyak anak di Jatim tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap. Untuk hal itu, imbuh Khofifah, Pemprov Jatim akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait perkembangan kasus campak tersebut.
“Kasus Campak terjadi dikarenakan rendahnya cakupan imunisasi MR/MMR. Oleh karena itu, kepada orang tua harus memastikan buah hatinya sudah mendapatkan cakupan vaksinasi yang lengkap,” kata Khofifah.
Tak hanya itu, Khofifah berpesan meminta masyarakat untuk kooperatif bila menemukan gejala demam dan ruam/bintik kemerahan, sehingga segera ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Dalam 1 kasus campak, lanjut Khofifah, bisa menularkan pada 12-18 orang di sekitar. Menurutnya penyakit ini sangat mudah menular. Maka, pencegahan yang harus dilakukan pada anak ialah dengan cara imunisasi. Ia meminta agar anak diimunisasi secara utuh. Artinya, dengan mendapatkan tiga kali imunisasi. Yakni, pada umur 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit campak pada anak dengan melengkapi status vaksinasi campak rubella (MR) pada anak.
Sedangkan, Kadinkes Jatim, Erwin Astha menerangkan pihaknya tengah melakukan upaya untuk untuk mengendalikan kasus campak di Jatim.
“Kami telah melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota terdampak mulai dari melakukan penyelidikan epidemiologi hingga memberikan rekomendasi pelaksanaan outbreak respons immunization (ORI) atau pemberian tambahan imunisasi MR untuk melindungi kelompok masyarakat yang berisiko,” tegas Erwin.
Ia menambahkan bahwa Dinkes Jatim juga menyediakan logistik berupa vaksin MR untuk pelaksanaan outbreak respons immunization (ORI) di kabupaten/kota yang membutuhkan.
“Selain itu, untuk mencegah meluasnya PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), Gubernur Jatim juga telah mengeluarkan surat kewaspadaan KLB PD3I pada bulan Juli 2022.” ujarnya. (Fai/Dwo)