OKTANA.ID, KEDIRI– Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengapresiasi gelaran Brantas Acarita yang mengangkat tema Wastra Brantas. Hal itu diungkapkan saat Wali Kota Kediri menghadiri peragaan busana Wastra Brantas, Minggu (10/9) di Taman Sekartaji. Peragaan busana ini menghadirkan busana berbahan tenun ikat Kota Kediri karya dari desainer lokal.
“Tenun ikat ini sebuah karya yang luar biasa di Kota Kediri. Kita tahu bersama tenun ikat ini hampir tergeser dulunya karena adanya mesin tekstil. Tapi dewasa ini Alhamdulillah tenun ikat semakin banyak diminati,” ujarnya.
Abdullah Abu Bakar menjelaskan selain sebagai warisan budaya, tenun ikat ini juga telah mengantongi sertifikat HAKI. Tak hanya itu, Pemerintah Kota Kediri bersama Dekranasda Kota Kediri terus mengembangkan tenun ikat ini. Yakni dengan menggandeng desainer nasional. Para desainer ini mengedukasi para pengrajin tenun agar tenun ikat ini semakin bagus.
“Alhamdulillah sekarang tenun ikat semakin dikenal. Patternnya pun beragam ada yang original dan sudah dikembangkan. Bahkan kita patut bangga Bapak Presiden Joko Widodo juga menggunakan tenun ikat Kota Kediri,” jelasnya.
Wali Kota Kediri berharap tenun ikat Kota Kediri ini semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Khususnya harus digunakan oleh anak-anak muda. Sebab tenun ikat ini bisa dipadukan menjadi busana yang keren. Saat ini setiap hari Kamis instansi pemerintah dan instansi lainnya wajib menggunakan tenun ikat sebagai busananya.
“Saya harap semakin banyak anak muda menggunakan tenun ikat. Mereka harus cinta terhadap wastra yang kita punya. Agar tenun ikat ini bisa terus dilestarikan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, acara Brantas Acarita ini telah digelar selama tiga hari yakni tanggal 8-10 September. Berbagai kegiatan disajikan oleh Brantas Acarita yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Mulai dari, pameran warisan budaya, bazar UMKM, dialog budaya tenun ikat bandar, wayang potehi, sosialisasi cagar budaya melalui bioskop keliling, dolanan anak tradisional, ekspresi seni pelajar SMP/SMA, ketoprak tobong, kesenian jemblung, bedah buku, peragaan busana tenun ikat bandar serta kegiatan ekskavasi penyelamatan Candi Klotok di Kota Kediri.