OKTANA.ID, KEDIRI– Sulitnya elpiji 3 kg saat ini warga Kota Kediri. Khususnya, seminggu terakhir pedagang di Kota Kediri mulai kebingungan mencari gas elpji 3 kg tersebut. Bahkan, mereka rela mengantre di pangkalan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg. Hal ini memberi dampak buruk pada usaha makanan di Kota Kediri Bahkan, beberapa pedagang mengaku terpaksa berhenti berjualan karena tidak memiliki stok gas elpiji ukuran 3 kg yang nota bene diperuntukan kepada pelaku UMKM.
Misalnya, Kholis warga Kaliombo, Kota Kediri penjual gorengan di Kediri ini mengaku sulit mendapatkan gas elpiji 3 kg untuk memproduksi jualannya sehingga memilih tak berjualan.
“Kalau tidak dapat elpiji terpaksa nanti malam tidak jualan,” ucap Kholis.
Dirinya mengaku susah mendapatkan gas elpiji 3 kg ini sudah mulai dirasakan sejak 1 bulan terakhir ini. Khususnya, pada seminggu terakhir ini, Kholis mengaku kesulitan untuk mencari gas elpiji 3 kg itu.
“Sangat mengandalkan gas elpiji untuk berjualan gorengan. Setidaknya dia butuh 1 tabung elpiji melon setiap harinya untuk menjalankan usahanya,” terangnya.
Sejak gas elpiji subsidi ini sulit didapatkan Khoiri harus bersusah payah untuk mendapatkan. Dia berkeliling dari satu pangkalan elpiji yang satu ke pangkalan lain.
“Setiap hari harus berkeliling ke sejumlah pangkalan dan mengantre untuk bisa mendapatkan,” kata Kholis.
Menyikapi isu yang berkembang di masyarakat terkait kelangkaan gas bersubsidi, Pemerintah Kota Kediri langsung sigap dengan melakukan sidak ke beberapa pangkalan, Senin (24/7). Sidak dilakukan oleh Tim gabungan dari Disperdagin, Bagian Administrasi Perekonomian dan Hiswana Migas.
Sasaran sidak yakni pangkalan LPG yang berada di Kelurahan Gayam, Mrican, Ngampel, Ngadirejo, Dandangan dan Pakunden. Secara bergantian, tim gabungan mendatangi satu per satu pangkalan LPG. “Sidak yang kita lakukan menindaklanjuti aduan masyarakat baik rumah tangga maupun pedagang terkait kelangkaan gas LPG 3kg yang terjadi di hari Minggu kemarin,” kata Wahyu Kusuma Wardani, Kepala Disperdagin Kota Kediri.
Dari hasil sidak diketahui tidak ada masalah terkait stok maupun ketersediaan gas LPG. Hanya saja, imbuh Wahyu, tidak ada pengiriman dari Pertamina di hari minggu ataupun hari libur sehingga hal tersebut sempat mengakibatkan keterbatasan stok di beberapa pangkalan.
“Setelah kita koordinasi dengan Pertamina, memang tidak ada pengiriman di hari minggu ataupun tanggal merah. Namun bisa kita pastikan stok LPG 3kg di Kota Kediri masih aman. Dalam sidak juga kita temukan ternyata setiap hari masih ada pengiriman dan stoknya rata-rata yaitu 100 tabung gas untuk setiap pangkalan,” terangnya.
Terkait adanya penyetoran fotocopy KTP dan KK sebagai syarat pembelian LPG 3kg di pangkalan, Wahyu menjelaskan hal tersebut digunakaan untuk pendataan penerima gas bersubsidi. KTP yang terkumpul akan diupload oleh agen melalui aplikasi mypertamina.
“Dari data KK atau KTP nanti akan dimasukkan ke merchant apps Pertamina untuk dijadikan laporan dari pangkalan bahwa LPG yang sudah mereka terima sudah disalurkan kemana saja,” jelasnya.
Selain itu, aturan tersebut sudah tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 37.K/MG.01/MEM.M/2023 tentang Petunjuk Teknis Pendistribusian Isi Ulang Liquefied Petroleum Gas Tertentu Tepat Sasaran.
Sementara itu, terkait kebutuhan petani yang menggunakan LPG 3kg untuk pengairan, Wahyu akan berkoordinasi dengan DKPP agar membuat rekomendasi sehingga ketersediaan gas LPG 3kg untuk petani bisa tercukupi.
“Hal ini juga sesuai arahan Walikota Kediri agar petani tidak dibatasi kuotanya, karena mereka juga membantu untuk menjaga stabilitas inflasi dan ketersediaan pangan di Kota Kediri,” tuturnya.
Sementara itu, Gusni pemilik pangkalan LPG 3kg di Kelurahan Gayam menuturkan selama ini distribusi gas dari Pertamina ke pangkalan miliknya berjalan normal dan tidak ada kelangkaan.
“Kalau ditempat saya semua pelanggan masih terpenuhi, tidak ada keluhan,” ungkapnya.
Selama beberapa hari ini, wanita 56 tahun tersebut menambahkan memang ada peningkatan jumlah pembeli. Namun dirinya memberi batasan dimana tiap kepala keluarga tidak boleh membeli gas lebih dari dua kali dalam seminggu.
“Agar stoknya merata, saya batasi satu KK tidak boleh membeli lebih dari dua kali dalam seminggu dan saya juga menjual LPG 3kg sesuai HET yaitu Rp 16.000,” tambahnya.
Editor: Srinan