OKTANA.ID, MALANG– Dugaan adanya pembekuan organisasi intrakampus Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) dibantah jajaran rektorat. Adanya isu pembekuan ini lantaran Presiden EM UB Rafly Rayhan Al Khajri mengklaim bahwa pembekuan tersebut dilakukan kampus pada 5 Juni 2023. Rafly menduga pembekuan ini adalah buntut dari berbagai aksi demonstrasi yang dilakukan oleh EM.
Rektor Universitas Brawijaya dan Wakil Rektor III membantah bahwa pihaknya melakukan pembekuan terhadap aktivitas EM. Pembekuan atau hambatan yang dimaksud terhadap seluruh hak adminstratif dan keuangan program kerja EM UB.
“Pembekuan itu tidak ada, nanti diskusi dengan WR (Wakil Rektor) III saja,” singkat Rektor UB, Prof Widodo, Selasa (20/6/2023) kemarin.
Program kerja dari lembaga kemahasiswaan Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) diduga dibekukan oleh Wakil Rektor III UB, Setiawan Noerdajasakti. Hal tersebut lantaran diduga dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa demonstrasi terhadap Menteri BUMN Erick Thohir usai pemberian gelar doktor Honoris Causa beberapa waktu lampau, kritik terbuka di media sosial, dan terakhir kajian Pancasila yang dilakukan oleh EM UB.
Terkait hal itu, Setiawan mengaku siap terbuka untuk menerima mahasiswanya, termasuk pihak EM UB. “Pembekuan itu hanya ada di dalam kulkas. Siapapun yang ingin ketemu saya dengan jajaran kemahasiswaan UB monggo silahkan, kami terbuka,” terangnya.
Di sisi lain, Presiden EM UB Rafly mengaku adanya pembekuan aktivitas EM UB karena beberapa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh rektorat.
“Pembekuan itu dilatarbelakangi sejak banyak kegiatan kami yang dianggap mengancam nama baik universitas,” kata Rafly.
Beberapa aksi yang dimaksud adalah penolakan penyematan gelar Doctor Honoris Causa (HC) kepada Menteri BUMN, Erick Thohir beberapa waktu lampau. Selain itu juga terkait demonstrasi usut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan 135 korban jiwa. EM UB kini menunggu itikad baik dari Setiawan berupa pernyataan permintaan maaf.
“Kami minta kepada Wakil Rektor III menyampaikan permintaan maaf secara terbuka sekaligus menandatangani pakta integritas bersama dengan mahasiswa,” tandas Rafly.
Editor: Srinan