OKTANA.ID– Setiap orang pastinya ingin memiliki sosok pasangan yang perhatian penuh, romantis, serta juga mau memberikan apapun yang diinginkan. Meskipun hal tersebut terlihat sangat menyenangkan, karena pasangan terlihat rela berkorban demi pasangannya, namun alangkah baiknya bagi kita untuk selalu waspada, karena bisa jadi hal tersebut salah satu dari bentuk tindakan love bombing.
Love bombing sendiri merupakan tindakan yang dilakukan secara fisik maupun verbal, seperti pemberian kasih sayang yang telah berlebihan kepada pasangan. Biasanya, orang yang melakukan tindakan love bombing tersebut dapat membombardir berupa pemberian perhatian, pujian hadiah, serta kasih sayang yang sangat berlebihan. Walaupun kadang terdengan hal tersebut lebih baik. Namun tanpa disangka perilaku tersebut biasanya dilakukan oleh seorang yang manipulatif, sosiopat dan narsistik dengan tujuan untuk memanipulasi hubungan, agar mendapatkan apa yang sebenarnya dia inginkan. Di bawah ini merupakan 4 hal yang perlu diketahui tentang love bombing, agar tidak sampai terlena dengan tipu dayanya:
- Bahaya Dari Love Bombing
Menurut seorang psikolog, bahwa love bombing tentunya juga memiliki bahaya, yakni membuat merasa bingung dan terkekang. Yang mana akan membuatmu bertanya-tanya, apakah ini memang bentuk dari kasih sayang atau hanya tindakan yang berlebihan saja. Biasanya, tindakan ini kerap kali terjadi di masa-masa pendekatan (PDKT). Dengan berupaya memberikan segala perhatian dan pujian, biasanya akan membuat pelaku merupakan seseorang yang sangat menarik. Tak hanya dimasa PDKT, tindakan manipulatif ini juga dapat terjadi apabila suatu hubungan mengalami konflik. Memberi maaf dan memberikan kesempatan kedua, mungkin tidak ada salahnya juga. Akan tetapi, bila ia hanya meremehkan sampai bahkan memberikan pujian atau hadiah yang berlebihan, alangkah baiknya untuk tetap waspada. Pelaku dapat juga semakin bersikap dramatis, yang mana memiliki tujuan agar kita masih mau menjalin hubungan dengannya.
Tak hanya itu saja, lebih parahnya lagi biasanya pelaku love bombing tidak mau mengubah perilaku mereka. Lantaran yang mereka butuhkan, hanyalah kontrol kita untuk mengulangi tindakan buruknya tersebut. Biasanya, pelaku akan mengulangi hal yang sama dengan memberikan pujian dan perhatian yang berlebihan, agar membuat kita masih percaya dan tidak menyadarinya lagi dibalik tindakannya tersebut. menciptakan hubungan yang penuh kasih sayang. Namun, seiring berjalannya waktu pelaku akan kembali menuntut, posesi, mendominasi, hingga cemburuan yang membuat kita kewalahan. Dan bila kita menolak, ia akan mengungkit semua hal yang sudah diberikannya kepada korban, yang mana justru akan memunculkan perasaan bersalah bagi korban. Sedangkan di sisi lain, korban juga ingin segera keluar dari stuasi ini, namun terkadang masih ragu atau bahkan takut jika hal tersebut malah menyakiti si pelaku, karena sudah berupaya memberikan segalanya kepada korban selama ini. Tentunya, love bombing ini dapat merusak kondisi mental, fisik dan juga financial.
- Tahapan Tindakan Love Bombing
Menurut salah satu psikolog dari Psychology Today, tindakan love bombing yang ada pada diri pelaku biasanya terdapat berbagai faktor, entah dari budaya kasih sayang yang ekspresif didalam keluarga, keinginan punya hubungan dengan cepat, kesepian, bahkan hasrat untuk memanipulasi guna mendapatkan keuntungan pribadi. Berikut ini adalah sejumlah tahapan tindakan love bombing yang perlu kita ketahui, diantaranya adaah sebagai berikut:
Idealisasi
Pada tahap idealisasi, biasanya pelaku akan melakukan tindakan love bombing dengan berupa memuji dan menyanjung kita diatas segalanya. Yang mana pelaku akan berusaha memberikan perhatian berlebihan, entah dengan mengirimkan pesan, mengajak telfon hingga bahkan mengirimkan hadiah secara tiba-tiba. Tahapan ini akan membuat korban, merasa bahwa segalanya begitu terjadi terlalu cepat.
Devaluasi
Di tahapan devaluasi, pelaku akan berusaha untuk menunjukkan sikapnya yang tidak konsisten, kadang baik namun kadang kasar. Bahkan, tak jarang juga untuk bersikap sok romantic dan baik di depan umum, sementara ketika hanya berdua saja akan berubah otomatis menjadi makhluk menyebalkan serta kasar, baik dalam hal perkataan maupun perbuatan. Biasanya, yang menjadi sasaran dari pelaku love bombing ini adalah orang-orang lemah yang tidak memiliki percaya diri, baru putus cinta atau bahkan baru cerai.
Meninggalkan
Dan puncak komedinya, jika pelaku tidak mendapatkan apa yang ia inginkan maka ia akan meninggalkan target atau pasangannya, entah secara tiba-tiba atau pelan dengan cara yang manipulatif.
- Ciri-Ciri Perilaku Love Bombing
Berikut ini merupakan ciri-ciri tindakan love bombing yang perlu diwaspadai:
- Memberikan hadiah atau barang yang sangat mahal dan harus diterima.
- Berlebihan dalam memberikan pujian, melalui kalimat romantis yang menunjukkan ia sangat obsesi kepada korban.
- Berusaha untuk memanipulasi, agar mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Tidak mau memberikan ruang privasi kepada pasangan.
- Selalu mengirmkan pesan dan memaksa untuk mengangkat teleponnya setiap hari
- Menginginkan perhatian penuh dari korban dan akan marah jika kita mengabaikan dirinya walau sedetik saja.
- Cara Terbebas dari Love Bombing
Cara untuk menghadapi love bombing adalah dengan mengenali ciri-ciri dari love bombing terlebih dahulu. Dengan begitu, akan mempermudah kita dalam mendeteksi adanya tindakan love bombing yang diberikan oleh pasangan dan dapat langsung menandainya sebagai red flag, sebelum semakin menjadi-jadi. Bila masih ragu, jangan sungkan-sungkan untuk mencoba menceritakan kepada orang terdekat yang dipercaya atau seorang psikolog, untuk meminta saran dari mereka, akan lebih bagus lagi jika orang terdekat tersebut juga tahu dengan karakter pasanganmu. Jangan lupa hafalkan nomor darurat, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh si pelaku kepada kita yang dirasa membahayakan. Dan bila sudah terdeteksi melakukan adanya tindakan love bombing, segera kendalikan diri sendiri dan mencoba untuk berpikir se realitis mungkin, agar segera terbebas dari lingkaran toxic tersebut.
Editor: Srinan