OKTANA.ID, KEDIRI– Apa yang kita bayangkan apabila melihat seorang polisi yang ada di sekitar jalan atau rumah? Mungkin rasa takut karena gagahnya seragam atau mungkin ada pengalaman terkena tilang karena pelanggaran lalu lintas.
Ketakutan seperti ini mungkin akan menjauh bila mengenal sosok polisi satu ini. Dialah AKP Bowo Wicaksono. Pria yang menjabat sebagai Kapolsek Pare ini jauh dari kata galak. Justru sosoknya sangat humoris dan mencintai anak-anak. Bahkan, ia tak jarang mendatangi taman kanak-kanak sekitar tempatnya bertugas untuk mengajar.
Apalagi setiap ada peringatan hari besar nasional, Ia berusaha mendekatkan diri pada anak-anak. Dengan menjadi seorang guru tamu. Seperti yang dilakukannya pada Rabu (31/5/2023). Tepatnya sehari sebelum peringatan Hari lahir Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni.
Pagi di TK Kemala Bhayangkari 43, Bowo mengajak anak-anak untuk mewarnai gambar garuda Pancasila. Kegiatan tematik ini menurutnya dapat membuat anak semakin kreatif. Meskipun menjadi perwira kepolisian, jiwa seni Bowo memang tersalur dari genetik almarhum ayahnya, Sukirno.
Ia merasa tidak pernah rugi, ketika merogoh uangnya untuk memberikan hadiah dan membuat properti seperti wayang-wayang tersebut. Karena, kredo sebagai polisi ialah melayani masyarakat. Hal inilah yang membuat Bowo yakin bahwa ia harus bermanfaat untuk masyarakat sekitar di tempatnya bertugas.
“Yang penting itu masyarakat terlayani baik, kami sangat terbuka dan ingin terus mendengar masyarakat. Jadi inovasi seperti ini semoga bisa menginspirasi banyak orang,” pungkasnya.
Pria 45 tahun ini tak bisa dipungkiri gayanya mendongeng, mendalang, dan berkomunikasi sangat luwes. Sehingga, wajar bakatnya bertutur itu dapat menarik perhatian lawan bicara. Ternyata, bakat itu telah dipupuknya sejak dini juga.
Almarhum Sukirno, ayah dari Bowo yang membuat fondasi itu. Tak hanya unsur genetik dari sang ayah, ketika kecil Bowo sangat sering diajak ke pertunjukan wayang.
“Jadi dulu bapak saya itu memang guru SD, dan juga pemain karawitan. Memang sering jadi pemain gamelan di wayangan,” imbuh polisi kelahiran 8 Februari 1978 ini.
Ia merasa tidak pernah rugi, ketika merogoh uangnya untuk memberikan hadiah dan membuat properti seperti wayang-wayang tersebut. Karena, kredo sebagai polisi ialah melayani masyarakat. Hal inilah yang membuat Bowo yakin bahwa ia harus bermanfaat untuk masyarakat sekitar di tempatnya bertugas.
“Yang penting itu masyarakat terlayani baik, kami sangat terbuka dan ingin terus mendengar masyarakat. Jadi inovasi seperti ini semoga bisa menginspirasi banyak orang,” pungkasnya.
Editor: Srinan