OKTANA.ID – Tidur adalah kondisi dimana tubuh mengalami kesadaran yang menurun, namun tetap terdapat aktivitas yang berkaitan dengan fungsi fisiologis, psikologis, ataupun spriritual yang mana dikendalikan oleh otak. Biasanya, bagi sebagian orang tidak akan bisa tidur dengan nyaman apabila dalam kondisi gelap atau tidak menghidupkan lampu. Namun sebaliknya, adapula mereka yang merasa lebih nyenyak dan nyaman apabila tidur dengan kondisi lampu yang mati. Lalu, agar tidur dapat lebih menyehatkan/berkualitas sebaiknya dengan kondisi lampu yang menyala atau mati?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan lampu saat tidur, coba simak terlebih dahulu penjelasan tentang tidur dan tidur yang berkualitas. Tidur yang berkualitas adalah suatu kebutuhan bagi setiap orang agar dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Salah satu cara untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik adalah dengan tidur cukup. Seperti yang kita tahu, pada umumnya para ahli menganjurkan untuk tidur selama 7-9 jam setiap malamnya. Namun, bagi sebagian besar orang belum bisa merasakan kualitas tidur yang baik untuk tubuhnya. Hal ini dikarenakan adanya beberapa hal yang dapat mengganggu kualitas tidur, seperti kecemasan yang berlebihan, sakit, atau terdapat gangguan lain yang menyebabkan tidak bisa tidur dengan baik.
Sejalan dengan hal itu, seorang ahli yang melakukan riset mengenai tidur, James B. Maas dalam bukunya yang berjudul Power Sleep (2002) menjelaskan, bahwa tidur yang tidak berkualitas akan memberikan dampak negatif bagi seseorang, seperti kecemasan yang meningkat, sulit berkonsentrasi, kurangnya motivasi, selera humor, bahkan depresi. Lebih lanjut, kualitas tidur yang buruk ternyata juga akan mempengaruhi kondisi mental seseorang. Sawyer (2004) menyebutkan, bahwa orang yang memiliki kualitas tidur yang kurang baik maka ia akan cenderung mudah marah, frustasi, merasa sakit kepala, hingga nyeri sendi atau pegal-pegal. Sebaliknya, jika seseorang mengalami kualitas tidur yang baik maka ketika bangun ia akan merasa lebih segar, tidak lelah, bahkan merasa bahagia.
Sebagai informasi, ternyata penggunaan lampu ketika tidur sebelumnya sudah diteliti oleh banyak ahli. Salah satunya adalah Joyce Walsleben, PhD.., yang mana adalah anggota dari asosiasi dosen di New York University School of Medicine. Joyce menjelaskan, bahwa meskipun dalam kondisi tidur ternyata kelopak mata akan tetap mampu mendeteksi cahaya dengan sekecil apapun. Hal ini mengakibatkan otak tidak akan memproduksi melatonin atau hormon alami dalam tubuh. Sehingga, penting sekali untuk tidak menyalakan lampu ketika tidur.
Kemudian, dokter sekaligus praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama snoring & sleep disorder Clinic Mitra Kemayoran turut menambahkan, bahwa tidur dengan kondisi lampu dimatikan akan memberikan dampak lebih baik pada kesehatan dibandingkan dengan lampu yang menyala ketika tidur. Ia juga menegaskan, bahwa cahaya sebenarnya menjadi pengatur waktu biologis bagi otak atau disebut dengan nukleus suprakiasmatik yang mana terdapat waktu tertentu yang digunakan otak untuk mengidentifikasi sesuatu, seperti waktu bangun, mengantuk, atau kondisi lapar. Apabila tidur dengan kondisi lampu yang mati maka otak akan lebih mudah untuk menyesuaikan ritme waktu biologis tersebut. Sebaliknya, apabila tidur dengan cahaya yan cukup terang maka otak akan kesulitan menyesuaikan ritme waktu yang dibutuhkannya.
Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga kesehatan dan mendapatkan kualitas tidur yang baik sebaiknya tidur dengan kondisi lampu yang mati. Adapun dampak yang dapat ditimbulkan apabila seseorang tidur dengan kondisi lampu yang menyala, diantaranya adalah;
- Mata Menjadi Tegang
Tidur dengan lampu menyala/cahaya yang terang akan mengakibatkan ketegangan pada mata. Jelasnya, mata akan merasa sakit, panas, lelah, bahkan sulit fokus saat mengerjakan sesuatu.
- Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Kronis
Penyakit yang dapat diakibatkan dari cahaya saat tidur diantaranya seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes, bahkan kanker. Dari hasil studi yang diterbitkan di Chronobiology International, tidur dengan cahaya juga akan memicu pelepasan hormon stress yang mana inilah menjadi penyebab terjadinya kanker.
- Menyebabkan Insomnia
Sebuah penelitian di Harvard menemukan bahwa cahaya pada lampu kamar yang dibiarkan hingga larut malam akan mengurangi tingkat melatonin, sehingga menyebabkan orang kesulitan untuk tidur. Bahkan, tidak hanya lampu kamar saja. Cahaya yang dihasilkan dari handpone dan komputer juga dapat menyebabkan hal yang sama.
- Menyebabkan Depresi
Seperti penjelasan ahli sebelumnya, orang yang memiliki kualitas tidur kurang baik cenderung lebih mudah terkena depresi. Dalam jurnal penelitian Molecular Psychiatery ditemukan, bahwa cahaya lampu tidur dapat meningkatkan perubahan fisiologis pada hewan hamster. Hal yang sama juga akan terjadi pada manusia karena mereka akan kehilangan melatonin karena kualitas tidur yang buruk.
- Mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Perempuan
Fakta ini ditemukan dalam penelitian Nurse Health Study II yang mana melibatkan sebanyak 71.077 pekerja perempuan. Diketahui, para pekerja perempuan yang melakukan shift malam cenderung akan mendapatkan lebih banyak paparan cahaya yang mana semakin banyak waktu yang mereka habiskan untuk shift malam maka akan semakin tidak teratur siklus menstruasi yang mereka alami.
Penulis: Lutfina
Editor: Srinan