OKTANA.ID– Anda pasti tidak asing dengan kata AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Jika dahulu AI seperti sebuah teknologi dari masa depan yang akan membantu segala pekerjaan manusia sebagaimana di film-film hollywood bergenre fantasi yang mengaitkan masa depan dengan kehidupan robotika dan kecerdasan buatan. Namun perlu disadari jika sekarang AI sudah mulai memasuki segala aspek dalam kehidupan kita. AI sekarang ini sudah dikembangkan di beberapa sektor seperti otomotif, perbankan, retail, hingga sosial media.
Ternyata perkembangan AI tidak semuda yang dibayangkan. Ide tentang AI sebenarnya telah ada dari tahun 1950, oleh seorang ilmuwan Amerika bernama Alan Turing yang ditulis dalam tulisannya berjudul Computing Machinery and Intelligence. Namun kata “Artificial Intelligence” baru dibuat pada tahun 1956 oleh John McCarthy dalam sebuah program AI Darthmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence (DSRPAI). Dengan ide dasar pembuatan AI yang dimaksudkan agar membantu menyelesaikan suatu masalah dengan mengumpulkan berbagai informasi yang tersedia, apakah benar jika AI memang memberikan kemanfaatan bagi manusia?
Adanya AI pastinya memberikan berbagai kebermanfaatan seperti berkurangnya human error. Kata human error muncul karena kesalahan yang dilakukan oleh manusia dari waktu ke waktu. Jika berbagai bidang pekerjaan menggunakan AI, hal ini akan meminimalisir terjadinya error jika AI diprogram secara benar. Karena AI akan menghasilkan suatu keputusan lewat pengumpulan informasi dan menerapkannya menjadi seperangkat algoritma tertentu, hal ini akan memberikan peluang dalam mendapatkan sebuah akurasi dengan kemungkinan presisi yang besar. Tidak hanya itu, AI juga akan mengurangi limitasi yang dimiliki manusia seperti dapat siap siaga selama 24 jam selama 7 hari tanpa henti. Sebagaimana yang kita ketahui jika manusia memiliki limitasi waktu dalam bekerja yaitu sekitar 4 sampai 6 jam sehari. Manusia juga memiliki masa jenuh dan membutuhkan adanya waktu istirahat agar dapat kembali bekerja dengan maksimal. Adanya AI yang dapat siap siaga selama 24 jam penuh tanpa rasa lelah tentunya sangat bermanfaat bagi sektor yang membutuhkan respon cepat seperti hotline center, atau admin toko online. Karena mereka yang menghubungi hotline center dan admin toko online membutuhkan jawaban yang cepat dan tindakan yang tepat.
Dalam pembahasan oleh Center for Digital Society (CfDS) dalam Digital Future Discussion (Difussion) yang ke-13, mengatakan jika di Singapura, terdapat robot pengganti hakim yang mencegah adanya emotional bias. Dengan adanya algoritma yang telah diukur oleh AI, robot tersebut akan memberikan suatu keputusan yang adil dan objektif.
Namun ternyata AI tidak hanya memiliki sisi positif. AI juga memiliki beberapa efek negatif jika digunakan dalam jangka panjang. Seperti dalam suatu artikel di Forbes yang ditulis oleh John Brandon, Brandon mengatakan jika keberadaan AI akan merusak keberadaan sosial media dan juga menghilangkan adanya sentuhan manusia di segala aspek. Sebagaimana yang terjadi pada sebuah AI chatbot yang mengupload sebuah tulisan di twitter, yang meninggalkan pertanyaan bagi para pengguna twitter. Para pengguna twitter mulai mempertanyakan apakah pengupload tulisan tersebut adalah manusia atau AI. Brandon berpendapat jika nantinya pada saat AI mulai mengontrol semua algoritma dan memposting konten yang akan memancing kita kepada sebuah diskusi lanjutan, hanya tinggal menunggu waktu saja dimana akan terdapat banyak sekali akun AI yang muncul sebagai manusia dan mulai menyerang sosial media dan menghancurkan pengalaman pengguna sosial media.
Tidak hanya itu, keberadaan AI juga akan menghasilkan beberapa efek samping dengan membuat manusia semakin malas, hingga berujung pada kasus semakin banyaknya pengangguran. Jika kalian pernah menjumpai ChatGPT, sebuah chatbot berbasis teknologi AI (kecerdasan buatan) yang dapat melakukan percakapan dengan penggunanya. Mungkin pada awalnya, ChatGPT memberikan suatu solusi pada permasalahan kita dengan memberikan masukan lewat jawaban dari pertanyaan yang kita berikan. Namun, secara jangka panjang kita akan kehilangan kreativitas untuk berfikir dan hanya mengandalkan ChatGPT dalam memberikan solusi karena sangat menghemat waktu. Permasalahannya ChatGPT hanya satu banyaknya macam AI yang akan menggantikan manusia dalam melakukan segala tugasnya. Segala automatisasi yang dihadirkan oleh AI juga akan membuat pekerjaan manusia berkurang dan akan menghasilkan banyaknya pengangguran.
Itulah tadi beberapa sisi negatif dan positif dari AI (Artificial Intelligence). Setiap penemuan pasti memiliki sisi negatif dan positif, tugas manusia adalah menggunakan sisi positif dari penemuan tersebut untuk diaplikasikan sehingga menciptakan dunia yang lebih baik. Bagaimana menurut kalian?
Penulis: Chantika
Editor: Srinan