OKTANA.ID, Surabaya- Hari Sarung Nasional diperingati setiap tanggal 3 Maret. Hal ini sebagai bentuk apresiasi terhadap keindahan dan keunikan sarung sebagai salah satu pakaian khas bangsa Indonesia.
Ingin ikut melestarikan kebudayaan dalam balutan fashion, maka sejumlah 24 mahasiswi Textile and Fashion Design Petra Christian University (PCU) tampilkan pada masyarakat umum karya busana sarung dengan Teknik Draping modern dengan wastra.
“Mahasiswi kami ini ikut memeriahkan dan mengkampanyekan hari Sarung Nasional melalui event Indonesian Fashion Chamber (IFC) yang bertajuk “Sarong Is My New Style”. Para mahasiswi ini menggunakan karya draping yang bahannya kain batik. Bisa membuat rok sarung atau apapun sesuai kreasi mereka masing-masing yang dikerjakan di kampus. Lalu ditunjukkan saat ini”, ungkap Dibya Adipranata Hody, S.E., MM., dosen Textile & Fashion Design PCU.
Dibya menambahkan, aksi para mahasiswa ini merupakan bagian dari mata kuliah Strategi Komunikasi Brand (SKB). Para mahasiswa ini diperkenalkan tentang teknik draping. Yaitu sebuah teknik pembuatan pola tiga dimensi menggunakan dressmaker form (dummy). Agar mahasiswa kedepannya bisa membuat busana sesuai dengan bentuk tubuh klien.
“Tugas SKB ini mengajarkan pada mahasiswa bagaimana mengkomunikasikan produksi draping mereka (mahasiswa) dengan cara mengenakannya, lalu para mahasiswa diminta menyampaikan pada calon customer (masyarakat umum) bahwa busana dengan teknik draping bisa digunakan untuk berbagai suasana”, kata Dibya yang memiliki spesialisasi pada manajemen fashion, fashion design thinking, dan fashion design.
Dibya merinci, para mahasiswa memakai bahan batik Surabaya sebagai sarung (bawahan) yang penggunaannya dililitkan atau disarungkan dengan dipadu padankan bersama busana pilihan mereka sendiri.
Melalui acara ini juga para mahasiswa mempromosikan pada masyarakat bahwa sarung bisa dijadikan alternatif busana baik dalam acara formal maupun non formal.
“Nilai tertinggi yang dicari adalah kerumitan draping dengan keserasian busana yang dipilih oleh mahasiswa, “tambahnya.
Event ini, kata Dibya, tidak hanya sekadar untuk memperingati Hari Sarung Nasional saja.
“Melalui acara ini semoga semua orang termasuk mahasiswa bisa membiasakan sarung sebagai salah satu item fashion modern untuk generasi masa kini. Melestarikan item busana tradisional dengan style modern agar sesuai digunakan sebagai item busana modern, “pungkasnya.
Sementara itu Fiona Jeannice, seorang mahasiswi yang ikut acara ini mengungkapkan rasa bahagianya bisa ikut terlibat dalam salah satu pelestarian budaya tradisional itu.
“Seneng sekali. Soalnya dapat pengalaman baru. Pertama kalinya aku belajar teknik draping dengan membuat sarung berbahan batik Surabaya. Awalnya susah tapi begitu aku sudah nemu feelnya ternyata seru juga”, kata Fiona.
Editor: Beatrix