OKTANA.ID, Surabaya- Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari, Komunitas Nol Sampah Surabaya bersama Trashbag Community, Sekolah Adiwiyata dan Kampung Zero Waste serta Kampung Iklim melakukan seruan agar pemerintah Surabaya melarang penggunaan plastik peralatan makan sekali pakai. Kegiatan tersebut dilakukan di Car Free Day Jl. Raya Darmo Surabaya Minggu (26/02/2023).
Wawan Some,Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya mengatakan seruan ini dilakukan karena selain jumlah sampah yang terus meningkat drastis, juga karena plastik jenis Polystyteren yang dipakai dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Kegiatan ini juga dilakukan untuk mensosialisasikan bahaya peralatan makan sekali pakai kepada masyarakat, “jelas Wawan Some.
Lebih lanjut Wawan Some menuturkan bahwa hal lainnya yang mendasari adanya seruan larangan penggunaan plastik peralatan makan sekali pakai, karena berdasarkan kajian Tim Teknik Lingkungan ITS tahun 2021 menyebutkan, sampah plastik TPA Benowo Surabaya meningkat menjadi 22 persen. Sementara dari Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, sampah yang masuk TPA Benowo sehari mencapai 1.600 ton. Ini berarti sampah plastik yang masuk TPA Benowo mencapai 352 ton perhari.
“Ada beberapa jenis plastik. Nah, lima jenis terbanyak menurut kajian Jurusan Teknik Lingkungan ITS Surabaya adalah tas kresek yang mencapai 27 persen, kemudian berurutan plastik peralatan makan sekali pakai 18 persen, popok dan pembalut 17 persen, botol minuman 14 persen dan plastik kemasan 8 persen, “tambahnya.
Pegiat lingkungan ini juga mengatakan, dari Jenis sampah plastik tersebut, peralatan makan sekali pakai seperti sendok, garpu, pisau, piring, sedotan dan gelas cenderung meningkat dratis.
“Gaya hidup yang terus berubah menyebabkan sampah plastik peralatan makan sekali pakai cenderung terus meningkat, “katanya.
Jika mengacu pada kaji Tim TL ITS tersebut, maka sampah plastik peralatan makan sekali pakai di Surabaya dalam sehari mencapai 77,44 ton atau 28.266 ton per tahun. Dan diperkirakan jumlah tersebutkan terus meningkat.
“Makanya kami menggelar seruan mengajak pemerintah Surabaya melarang penggunaan plastik peralatan makan sekali pakai, “imbuhnya.
Sebagai informasi, beberapa negara seperti Inggris, Skotlandia, Wales yang kemudian diikuti Uni Eropa sudah melarang penggunaan peralatan makan sekali pakai. Kanada dan Hongkong juga sudah melarang penggunaan peralatan makan sekali pakai.
Data Kementerian Lingkungan Inggris menyebutkan 1,1 miliar piring sekali pakai dan lebih dari 4 miliar sendok garpu plastik yang digunakan setiap tahun di Inggris. Dari jumlah tersebut yang bisa didaur ulang kurang dari 10 persen.
Plastik yang digunakan untuk peralatan makan sekali pakai umumnya terbuat dari jenis plastik polystyrene (PS atau nomor 6). Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ketika makanan/minuman itu bersentuhan dengan wadah.
Makanan yang panas dan berlemak akan mempercepat proses pelepasan styrene dan menempel pada makanan/minuman. Styrene termasuk bahan yang harus dihindari, karena berbahaya bagi kesehatan manusia. Styrene dapat menyebabkan gangguan hormon estrogen pada perempuan yang dapat berakibat pada masalah reproduksi. Styrene juga dapat mengganggu kesehatan otak, pertumbuhan dan sistem syaraf.
Plastik jenis Polystyrene bisa didaur ulang, tetapi harus melalui proses yang panjang dan butuh waktu yang lama.
Editor: Beatrix