OKTANA.ID, KEDIRI– Tepat 9 tahun lalu, hampir seluruh daratan Pulau Jawa dipenuhi abu erupsi dari Gunung Kelud. Erupsi yang terjadi pada 13 Februari 2014 silam itu membuat jalanan berbagai kota di Pulau Jawa dipenuhi hujan abu vulkanik.
Bahkan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menerangkan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud sampai ke Bandung, Jawa Barat dan Jakarta. Sehingga, abu vulkanik tersebut telah menempuh jarak lebih dari 500 kilometer di Pulau Jawa.
Tak hanya itu, ada sebenyak sebanyak 56.089 jiwa pengungsi karena erupsi Gunung Kelud pada 2014 silam. Mereka tersebar di 89 titik, yang terdiri dari Kabupaten Kediri (10.895 jiwa di 38 titik), Kota Batu (11.084 jiwa di 26 titik), Kabupaten Blitar (8.193 jiwa di 3 titik), Kabupaten Malang (25.150 jiwa di 17 titik), dan Kabupaten Jombang (767 jiwa di 5 titik).
Kemudian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut. Sementara, abu dan pasir pada lapisan 5.000 dan 9.000 meter beterbangan ke arah barat.
Saat ini, kondisi Gunung Kelud masih berstatus aktif normal. Dari hasil pengamatan Gunung Kelud termasuk kawah, tidak ada perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik.
Khoirul Huda, Petugas pengamat Gunung Kelud di Pos Pengamatan Gunung Kelud, menyatakan bahwa tidak ada letusan hingga kurun waktu tertentu. Dengan kondisi tersebut masyarakat diimbau agar tetap tenang dan menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa serta tetap tenang.
Hal ini perlu disampaikan, mengingat pada tanggal 13 Februari 2023 ini, jarak dari letusan Gunung Kelud terakhir tanggal 13 Februari 2014, sudah 9 tahun.
“Untuk letusan tahun 2007 ke letusan terakhir tahun 2014, hanya berjarak 7 tahun. Sehingga wajar bila ada anggota masyarakat yang menanyakan kondisi Gunung Kelud saat ini, karena sudah manjalani masa tenang lebih dari tujuh tahun,” ujarnya.
Meski begitu, lanjut Khoirul, masyarakat dan wisatawan yang datang ke wisata Gunung Kelud diimbau agar tidak mendekat kawasan kawah aktif Gunung Kelud. Karena bisa saja terjadi aktivitas vulkanik secara tiba-tiba yang dapat mengancam keselamatan pengunjung.
“Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan sebagai antisipasi bila sewaktu-waktu Gunung Kelud erupsi adalah dengan melakukan penanaman pohon di punggung bukit dan sekitar aliran lahar. Pohon tersebut diharapkan bisa menahan guguran lava dan aliran lahar yang meluncur dari puncak gunung,” jelas Khoirul Huda.
Editor: Air Srinan