OKTANA.ID, KEDIRI– BPBD Kabupaten Kediri mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Stevanus Djoko Sukrisno menuturkan bencana hidrometeorologi tersebut termasuk angin kencang, banjir dan tanah longsor.
Djoko, sapaan akrabnya, menuturkan BPBD Kabupaten Kediri sebelumnya telah melakukan pemetaan wilayah rawan banjir dan longsor sebagai bagian dari mitigasi bencana. Wilayah rawan longsor dan banjir ada di daerah sebelah barat seperti Mojo, Semen, Tarokan, Banyakan, Grogol dan di daerah sebelah timur yakni di Kandangan dan Puncu.
“Puncak musim penghujan diprediksi pada awal Januari sampai Februari 2024. Kita telah mitigasi agar siap menghadapi bencana banjir,” tuturnya, Rabu, (13/12/2023).
Meskipun titik rawan banjir masih cukup banyak, namun sejumlah titik mulai berkurang kerawanan banjirnya. Hal itu mengingat adanya kegiatan normalisasi dan perbaikan tanggul-tanggul sungai. “Dampaknya sangat besar sekali. Kami terus bersinergi dengan dinas teknis terkait hal tersebut,” tambahnya.
Untuk penyebab banjir sendiri, menurut Djoko mulai karena karakter masyarakat, deforestasi sampai curah hujan yang memang tinggi. Meski siap siaga dalam menyambut musim hujan, BPBD Kabupaten Kediri tetap waspada pada potensi bencana yang disebabkan musim kering. Salah satunya kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Di Kabupaten Kediri, menurut Djoko lebih aman dari bencana musim kering dibandingkan daerah lain. Untuk karhutla tercatat ada dua kali di wilayah timur dan di wilayah barat ada empat sampai lima kali kejadian. “Untuk karhutla tercatat bisa diatasi dalam waktu singkat. Rata-rata yang terbakar semak-semak,” tambahnya.
Sedangkan untuk wilayah Ponggok, Kecamatan Mojo yang sempat terjadi kekurangan air akibat musim panas ekstrim sudah kembali aman. Dropping air terakhir dilakukan tiga pekan lalu.
“Sudah clear. Dari Perkim sudah membantu dengan pipanisasi, kemudian dikerjakan secara gotong royong bersama masyarakat, ” ujarnya.
BPBD Kabupaten Kediri sendiri pada Selasa, (12/12/2023) menggelar apel kesiagaan bersama pihak-pihak terkait. Mulai dari TNI-Polri, relawan, linmas serta SKPD terkait. “Melibatkan sekitar 200 personel. Untuk mensiapsiagakan dukungan SDM dan peralatan dalam menghadapi bencana,” pungkasnya.