OKTANA.ID, SURABAYA- Sempat ramai di media sosial sebuah postingan di akun Instagram @aslisuroboyo tentang informasi cuaca dari BMKG yang menunjukkan ada lingkaran biru melingkari Surabaya-Sidoarjo.
Namun sayangnya postingan tersebut tanpa keterangan lebih lanjut.
Hal ini menimbulkan komentar-komentar lucu dari netizen.
Bahkan akun @aslisuroboyo saat memposting informasi tersebut memberikan caption unik.
“Opo bener iki daerah Suroboyo-Sidoarjo kakean proyek sampe udane dipiyak pawang udan? (red- apa benar ini daerah Surabaya-Sidoarjo kebanyakan proyek sampai hujannya dicegah pawang hujan?),” tulis akun @aslisuroboyo.
Namun untuk memberikan informasi akurat dan edukatif kepada netizen, BMKG pun memberikan klarifikasi dalam akun resminya @infobmkgjuanda.
Dijelaskan BMKG Juanda bahwa gambar lingkaran biru itu bukanlah bagian dari sebuah ritual apalagi domain expansion.
Menurut BMKG ini merupakan hal yang wajar terjadi saat radar salah menginterpretasi melting layer, adanya keterbatasan radar membaca partikel es yang mencair di udara, yang dikenal dengan istilah Bright Brand Echo.
Lebih lanjut penjelasan BMKG lewat akun instagramnya @infobmkgjuanda menyebutkan terjadinya Bright Brand Echo jika ada butiran air atau awan di lapisan icing dan biasanya hujan tidak sampai ke bawah atau hanya ringan saja.
“Seakan-akan tidak ada awan pada area tersebut, “tulis BMKG Juanda.
Pada kenyataannya, seluruh area tersebut ada tutupan awan.
Penjelasan atas postingan di akun @aslisuroboyo juga diperkuat oleh BMKG Maritim yang membenarkan bahwa lingkaran biru yang menutup wilayah Surabaya-Sidoarjo dalam istilah meteorologi disebut Bright Brand Echo.
“Sebenernya itu bukan karena ada yang manten, ada hajatan, atau pawang hujannya canggih ya. Itu ada kondisi normal, “tulis @bmkg.tanjungperak.
Maka itu dalam istilah bahasa kalbu (bahasa meteorologi) dinamakan Bright Brand Echo.
“Itu jika dilihat dari citra radar seolah-olah tidak ada hujan ya ditengah-tengah. Tapi kondisi kenyataannya wilayah Surabaya Sdoarjo full tertutup awan, “jelas akun BMKG Maritim Surabaya.
“Mendung tanpo udan (Mendung tanpa hujan-red) istilah e Denny Caknan, “tutupnya.
Editor: Beatrix