OKTANA.ID– Selain dikenal sebagai pulau yang memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia, Jawa memiliki beberapa suku di dalamnya. Sehingga banyak sekali tradisi unik tiap suku dan kota-kota di Jawa.
Tradisi unik menjelang bulan Ramadan hingga lebaran yang tentunya tiap daerah memiliki adatnya masing-masing. Berikut ini adalah 9 tradisi unik untuk menyambut Ramadan hingga Lebaran di Jawa, yakni sebagai berikut:
- Nyorog, Jawa Barat
Nyorog adalah tradisi warga Betawi yang tinggal di Jawa Barat, yaitu dengan berbagi bingkisan aneka makanan ke par saudara serta keluarga, khususnya bagi yang tempat tinggalnya berjauhan dan dibatasi oleh hutan atau perkebunan. Tradisi Nyorog ini sudah ada dari sejak tahun 1800-an dan dilakukan hingga sampai sekarang oleh masyarakat Betawi. Bahkan, tradisi ini dulunya juga digunakan oleh para wali untuk menyebarkan agama Islam. Sebetulnya, tradisi Nyorog ini gak hanya ada di Jawa Barat saja, dibeberapa kota di Jawa Timur, seperti Malang pun juga dengan namanya yaitu ater-ater.
- Munggahan, Jawa Barat
Tradisi munggahan merupakan sebuah tradisi yang juga berasal dari Jawa Barat, dimana tradisi ini dilakukan dengan berkumpul bersama para sanak keluarga dan juga tetangga, untuk makan bersama kemudian saling bermaaaf-maafan. Tidak jauh berbeda dengan yang ada di Jawa Timur, tradisi muggahan ini juga dikenal dengan istilah punggahan. Yang mana jika di Jawa Barat dilakukan pada saat seminggu atau 2 minggu sebelum Ramadan tiba, sedangkan di Jawa Timur biasanya dilakukan pada saat malam menjelang Ramadan. Tidak lupa juga, pada tradisi ini memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memohon agar diberi kelancaran ibadah di bulan penuh berkah.
- Papajar, Cianjur
Tradisi papajar ini adalah sebuah ritual yang biasa dilakukan pada saat, dengan berupa memakan nasi liwet bersama-sama satu kampung atau bisa juga ditempat yang menjadi destinasi wisata. Tradsi Papajar ini berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Yang mana tradisi Papajar ini, dilakukan satu minggu sebelum bulan Ramadan tiba. Maka tak heran, apabila seminggu sebelum memasuki bulan Ramadan banyak sekali obyek wisata yang ada di Cianjur akan dipenuhi oleh para pengunjung untuk melangsungkan tradisi ini.
- Padusan, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Padusan ini merupakan sebuah tradisi yang dilakukan dengan cara mandi atau berendam di sumber mata air. Adapun maksud dari tradisi ini, yakni untuk menyucikan diri, baik jasmani maupun rohani dalam menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi Padusan ini biasanya dilakukan disebuah sumber mata air yang bernama Umbul, yang terdapat di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
- Dugderan, Semarang
Dugderan merupakan sebuah tradisi berupa adanya bunyi bedug dan meriam yang dibunyikan secara bersamaan, untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi ini biasanya ada di Semarang, Jawa Tengah yang sudah ada dari sejak tahun 1881. Tradisi Dugderan ini sudah ada dari sejak masa pemerintahan Bupati Purbaningrat, Semarang yang mana pada sehari sebelum memasuki bulan Ramadan, selepas shalat Ashar tradisi Dugderan ini dilakukan di halaman pendopo Kabupaten Semarang. Biasanya, tradisi dugderan ini digelar seperti arak-arakan dan seperti semacam karnaval di Semarang.
- Dandangan, Kudus
Tradisi menyambut Ramadan berikutnya adalah Dandangan. Tradisi ini biasanya ada di Kudus, Jawa Tengah. Yang mana nama tradisi ini diambil dari bunyi bedug khas Masjid Menara Kudus, yang tak lain adalah “dang” sebagai pertanda akan mamasuki bulan Ramadan. Sebelumnya, tradisi dandangan ini adalah tradisi untuk para santri berkumpul di depan Masjid Menara Kudus yang sedang menunggu akan pengumuman dari Sunan Kudus langsung, terkait informasi mengenai tanggal awal Ramadan. Namun kini, tradisi ini digelar dilakukan berupa kirab yang berjalan sekitar 3 km-an.
- Ziarah Makam
Tradisi ziarah makan ini sepertinya sudah dilakukan hampir diseluruh kota di Pulau Jawa, yakni dengan mengunjungi makaan keluarga, sanak saudara, teman atau bahkan leluhur yang sudah pergi mendahului kita. Ziarah makam ini biasanya dilakukan pada sehari menjelang datangnya bulan suci Ramadan dan juga pada sore hari menjelang malam takbir, kadang bisa juga pada pagi hari sesudah sholat Idul Fitri. Tradisi ziarah makam ini, ternyata sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga, hingga sampai detik ini. Tak hanya berdoa, biasanya juga membersihkan makam dari rerontokan daun kering dan menabur bunga.
- Ruwahan, Jawa Tengah dan Yogyakarta
Tradisi Ruwahan berasal dari kata Ruwah, yang berarti bulan ke 8 dalam penanggalan Jawa, bisa juga dikatakan bulan Sya’ban dalam kalender Islam. Tradisi ruwahan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan di Jawa Tengah, Yogyakarta dan juga Jawa Timur. Yang mana dalam tradisi ini digelar seperti selamatan atau kenduri dengan bertujuan untuk berbagi kepada para tetangga, serta tidak lupa juga diselipkan doa untuk para keluarga atau leluhur yang sudah meninggal. Dalam tradisi ruwahan ini terdapat 3 jenis makanan yang khas, yaitu kue apem, ketan, dan juga kolak. Makna kue apem yaitu untuk mengingatkan dalam bertaubat, sedangkan makna ketan, yaitu untuk membersihkan hati dan lekat antar sesama. Sementara makna kolak, yaitu agar selalu ingat kepada YME.
- Megengan, Jawa Timur
Tradisi megengan adalah tradisi yang dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan, yang dilakukan menjadi tradisi adat dibeberapa kota yang ada di Jawa Timur. Tradisi Megengan ini sebetulnya sama dengan Ruwahan yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yaitu dengan menggelar acara seperti kenduri atau selamatan yang juga memiliki makna hampir sama, tidak lain untuk berbagi kepada sesama tetangga dan juga untuk berdoa meminta keselamatan kepada Tuhan, serta mendoakan para leluhur yang sudah meninggal
Penulis: Erika
Editor: Srinan