OKTANA.ID – Banda Neira, sebuah pulau di Kabupaten Maluku Tengah yang menjadi primadona karena memiliki kekayaan dan pesona alam. Tak heran pulau Banda Neira dijuluki sebagai “Sepotong Surga dari Timur”. Di balik keindahan alam Banda Neira, tersimpan banyak sejarah di pulau Banda Neira yang membuat pulau tersebut semakin menarik untuk dikunjungi.
- Pulau Penghasil Pala
Sejak dahulu, pulau Banda Neira terkenal sebagai pulau penghasil pala dan bahkan disebut sebagai satu-satunya tempat penghasil pala di dunia.Karena hal inilah bangsa Eropa tertarik untuk datang ke Banda Neira. Ketertarikan bangsa Eropa ini menjadikan penjajahan akan kekayaan alam terjadi di Banda Neira.
Sejak Belanda datang untuk menguasai pulau dan juga hasil alam dengan membuat logie atau tempat penampungan rempah-rempah dengan bahan beton, Belanda mendapatkan perlawanan dari penduduk setempat.
Perlawanan inipun didukung oleh Bangsa Inggris, Cina, Arab, Melayu yang notabene adalah para pedagang di Banda. Mereka bersatu dengan masyarakat Banda untuk melawan Belanda. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perang yang terus terjadi sejak tahun 1609.
Adanya VOC di Banda juga memperburuk keadaan bangsa Banda pada saat itu, sebanyak 40 tokoh Banda dipaksa datang ke Benteng Nassau beserta masyarakat Banda yang tersisa. Masyarakat Banda dipaksa melihat pembantaian yang dilakukan kepada para tokoh Banda pada saat itu.
Begitu mengerikannya kejadian tersebut tercatat oleh para sejarawan, bahkan Jan Pieterszoon Coen seorang Gubernur Jendral pada saat itu sampai menulis sejarah tentang dirinya dengan darah orang-orang Banda.
- Memiliki Benteng Pertahanan
Akibat dari masa penjajahan, Banda Neira pun memiliki banyak benteng pertahanan yang dibangun oleh penjajah. Seperti Benteng Belgia, yang merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Portugis untuk memantau kedatangan musuh. Dan beberapa benteng lain yang dibangun semenjak kedatangan VOC, seperti Benteng Revengie, Hollandia, dan Concordia.
- Kesepakatan Inggris dan Belanda
Perang antara inggris dan Belanda ini berakhir dengan ditandatanganinya sebuah Traktat Breda pada 31 Juli 1667 yang menyebutkan jika Inggris harus pergi dari Pulau Run, Kepulauan Banda. Sebagai gantinya, Inggris akan mendapatkan Nieuw Amsterdam di Amerika Utara.
- Tempat Pengasingan Bung Hatta
Belanda yang saat itu menjajah Indonesia, pernah mengirim Bung Hatta ke sebuah pengasingan di Banda Neira pada tahun 1936, setelah sebelumnya diasingkan di Boven Digoel, Papua selama setahun. Namun tak hanya Mohammad Hatta saja yang diasingkan di Banda Neira, Sutan Syahrir dan Dr. Cipto Mangunkusumo juga pernah diasingkan di Banda Neira.
Di Banda sendiri saat ini, jarang ditemukan penduduk asli Banda yang menetap disana dikarenakan hasil dari pembantaian yang dilakukan Belanda saat itu kepada tokoh Banda dan juga terjadinya perbudakan yang dikirim keluar pulau. Beberapa kesenian daerah Banda juga menjadi hasil akulturasi antar berbagai daerah yang bersinggungan di Banda Neira yang membuat Banda Neira semakin unik.